Search This Blog

Spermatogenesis








Dinding tubulus seminiferus tersusun dari jaringan ikat dan  jaringan epitelium germinal
Jaringan epitelium germinal juga disebut eputelium benih yang disebut spermatogonia
Spermatogonium adalah spermatogonia tunggal
Spermatogonia terletak di dua sampai tiga lapisan luar sel -sel epitel tubulus seminiferous
Dimulai dari pematangan sel epitel germinal
Proses pembelahan dan diferensiasi sel
Spermatogonia terus-menerus membelah untuk memperbanyak diri
Spermatogonia yang bersifat diploid (2n atau mengandung 23 kromosom berpasangan), berkumpul di tepi membran epitel germinal yang disebut spermatogonia tipe A
Membelah secara mitosis menjadi spermatogonia tipe B
Setelah beberapa kali membelah, sel-sel ini akhirnya menjadi spermatosit primer yang masih bersifat diploid
Melewati beberapa minggu, setiap spermatosit primer membelah secara meiosis membentuk dua buah spermatosit sekunder yang bersifat haploid
Membelah lagi secara meiosis membentuk empat buah spermatid
Belum memiliki ekor dan bersifat haploid (n atau mengandung 23 kromosom yang tidak berpasangan)
Setiap spermatid akan berdiferensiasi menjadi spermatozoa (sperma) disebut spermiasi
Memiliki bentuk seperti sel-sel epitel. Namun, setelah spermatid mulai memanjang menjadi sperma, akan terlihat bentuk yang terdiri dari kepala dan ekor
Kepala sperma terdiri dari sel berinti tebal dengan hanya sedikit sitoplasma
Membran permukaan di ujung kepala sperma terdapat selubung tebal yang disebut akrosom
Enzim hialuronidase dan proteinase yang berfungsi untuk  menembus lapisan pelindung ovum.
Pada ekor sperma terdapat badan sperma yang terletak di bagian tengah sperma
Mengandung mitokondria yang berfungsi sebagai penghasil energi untuk pergerakan sperma


Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Spermatogenesis"

Post a Comment