Search This Blog

My Diary in Senior High School




Assalamualaikum wr wb
hai! semuanya udah lama enggak nge post lagi
Kali ini aku akan menceritakan pengalaman ku selama kelas  1 sma di sman 1 porong.



Aku tidak menduga kalau aku  menjadi ketua osis tapi awalnya aku mengira aku mampu tapi akhirnya semua menilai bahwa aku tidak mampu. Awalnya aku merasa aku ditunjuk dan aku mampu,  kalau aku mampu kenapa tidak dan aku mencoba hal hal kecil yang baru yang aku dapatkan dari pelatihan sebelumnya, karena ku sangat tertarik untuk menerapkannya tapi nyatanya menerapkannya tidak segampang merencanakannya.Aku punya banyak terobosan baru yang aku contek dari banyak sumber dan aku sesuaikan dengan keadaan di porong tapi tidak semua diterima dari situ aku melai kesal dan mencari jalanku sendiri walau pun tanpa bantuan guru,
Tetapi itu salah besar tanpa bantuan guru aku tidak biasa apa apa aku malah di ejek dan diremehkan anak- anak, aku sangat ingin membuktikan kalo aku bisa dengan banyak ide dan cara pikir baruku.
Pada masa ini aku lagi semangat -semangatnya untuk menulis, berpikir dan beroraganisasi tapi nyatanya aku tidak mendapat apa-apa.
aku memang berani ambil resiko, banyak ide, dan  pantang menyerah, tapi aku tidak pandai mengatur orang dengan cara membagi tugas dan tidak bisa mengambil keputusan dengan cepat sehingga aku perlahan mulai agak minder karena kekuranganku yang malah merusak osis bukan malah memperbaikinya.
Aku ingin cerita ke guru tapi aku gak berani dan takut malah membebani wakasek ku dan aku  cerita ke anak-anak juga responnya gitu gitu aja. Susah memang ngajak anak porong maju, ada aja alasannya. Memang rencanaku masih dalam konsep dan kalo diteliti itu hanya masih permukaan dan aku tidak bisa mengerahkan anak buah ku karena aku memang tidak pernah oraganisai sebelunya dan aku tidak bisa bicara di depan umum. Hanya saja saat sma aku ingin aktif, terkenal dan berpengaruh, karena aku merasa berasal dari sekolah kota yaitu smpn 1 candi tapi itu ternyata salah aku hanya menilai dari sampl ternyata disana juga ada anak yang lebih pintar dariku yaitu ega dan dia anak dosen unesa fisika lagi. Makanya aku ngambil jurusan organisasi agar berpengaruh.
Banyak pelajaran yang aku dapat dan aku menimpulkan bebrapa fakat yang baru dan mengagetkanku aku mulai berubah pola pikir dan aku mulai memutar haluanku, akumulai berpikir rasioanal yang hanya mungkin terjadi dan ideku menyempit dan aku gampang putus asa dan tidak ada semangat dalam beroraganisasi.
Karen aketika akau fokus ke organisasi aku mulai ketinggalan pelajaran dan dimarahi olehkepsek dan aku takut tidak naik kelas dan aku fokus ke tugas ku yang belum selesai namun organisasiku jadi terbengkalai. Dan sekarang aku dalam mengambil keputusan ragu dan tidak aktif bertanya lagi, rasa ingin tahuku kurang karena ku telah bermimpi terlalu tinggi dan aku jatuh sangat sakit dan aku tidak ingin mengulanginya lagi. Tapi suatu saat ada anka bilang jangan emnunggu bukti tapi ciptakan bukti kurang lebih seperti itu perkataannya. Danaku satu pemikiran tapin aku ragu dengan kapasitas diriku, aku takut gak bisa lagi , gagal lagi.
Dan aku mendapat jawaban setelah curhat di oarang tua yang biasanya tidak sependapat dengan aku
Katanya kita harus pintar mengambil jalan tengah dan mencoba merasakan apa yang mereka rasakan
Sekian tulisan dari ku, lain kali kau akan cerita lagi. 

Sumber

http://ngertira.com/indahnya-masa-masa-sma-ketika-cita-cita-cinta-dan-kenakalan-melebur-jadi-satu/

Trimakasih
Wassalamualaikum Wr Wb

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "My Diary in Senior High School"

Post a Comment