10 MACAM SHALAT SUNNAH BESRTA MAKSUD DAN TUJUANNYA
Shalat sunnat merupakan shalat yang boleh dikerjakan boleh juga tidak, yang tentu saja apabila kita mengerjakannya maka kita akan mendapat pahala dan kebaikan, namun tidak berdosa jika kita tidak mengerjakannya. Akan tetapi, ada banyak sekali manfaat yang kita dapatkan jika mengerjakan shalat sunnat tersebut. Jadi, sayang sekali rasanya jika kita tidak melaksanakannya. Shalat sunnat yang akan dijelaskan dibawah ini adalah:
Shalat Wudhu
Shalat Tahiyatul Masjid
Shalat Dhuha
Shalat Rawatib
Shalat Tahajud
Shalat Istikharah
Shalat Hajat
Shalat Taubat
Shalat Gerhana
Shalat Istikharah
Shalat Tasbih
1. Shalat Wudhu
Sebelum kita mengerjakan shalat, sudah pasti terlebih dahulu kita melakukan wudhu. Shalat wudhu merupakan shalat sunnat yang bisa kita kerjakan setelah melakukan wudhu, sebelum kita melaksanakan shalat (shalat yang sebenarnya ingin kita lakukan, misalnya; kita ingin shalat maghrib.
Setelah berwudhu kita bisa mengerjakan sunat wudhu sebanyak 2 raka’at, baru mengerjakan Shalat Maghrib). Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Barang siapa yang berwudhu, lalu mengerjakan shalat dua raka’at tidak lalai (dengan khusyu) dalam keduanya, maka diampuni dosa-dosa yang sudah lewat”. (HR. Abu Dawud).
2. Shalat Tahiyatul Masjid
Shalat Tahiyatul Masjid merupakan shalat sunat yang dilakukan dengan tujuan untuk memberikan penghormatan terhadap mesjid sebagai rumah Allah SWT. Shalat ini bisa dilakukan kapan pun oleh mereka yang berada di mesjid. Shalat ini baik untuk dikerjakan sebelum melaksanakan shalat berjamaah di mesjid.
Dikecualikan bagi khortib mesjid yang akan shalat atau berkhutbah pada shalat Jum’at, pengurus mesjid, atau seorang imam yang akan melaksanakan shalat wajib, serta setelah iqamah (menurut Ibnu Hajar dalam Subulus Salam; 1/30).
Tata Cara Shalat Sunnat Tahiyatul Masjid
Dilakukan sebanyak dua raka’at, pelaksanaannya sebagaimana shalat sunnat lainnya, hanya berbeda dalam lafaz niatnya saja. Adapun lafaz niat shalat Tahiyatul Masjid adalah;
“Ushalli sunnata tahiyyatal masjidi rak’ataini lillaahi ta’aala. Allaahu akbar.”, yang artinya “Saya berniat shalat Tahiyyat Masjid dua raka’at karena Allah Ta’ala. Allahu Akbar”.
Adapun bacaan surah dalam raka’at pertama maupun kedua boleh apa saja.
Doa Sesudah Shalat Sunnat Tahiyatul Masjid
“Allaahumma sho\lli wasallim ‘alaa sayyidinaa muhammadin wa ‘alaa aalihi wa shohbihi ajma’in. allaahumma robbanaa aatina fiid dun-yaa ‘adzaaban naari. Walhamdulillaahi rabbil ‘aalamiin.”
Artinya:
“Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad teriring keluarga, sahabat beliau semuanya. Ya Allah, ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat nanti, serta peliharalah kami dari azab neraka. Dan segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam”.
3. Shalat Dhuha
Merupakan shalat sunat yang dikerjakan pada sekitar jam 7 pagi, waktu dimana matahari terbit atau naik sekitar 7 hasta sampai terasa panas menjelang Dzuhur. Sebaiknya dikerjakan pada seperempat kedua hari atau sekitar pukul 9 pagi. Boleh dikerjakan sendiri maupun berjamaah.
Tata Cara Shalat Dhuha
Shalat Dhuha dilakukan dalam satuan 2 kali raka’at untuk satu kali salam. Jumlah raka’atnya ada 8, namun adapula yang mengatakan boleh 12 raka’at, atau tidak ada batasan.
Niat
“Ushallii sunnatadh-dhuhaa rak’ataini lillaahi ta’aalaa. Allaahu akbar.” yang artinya: “Saya niat shalat sunnat Dhuha dua raka’at karena Allah Ta’ala. Allah Maha Besar.”
Membaca doa Iftitah
Membaca surat Al-Fatihah
Membaca surat dalam Al-Qur’an. (Dianjurkan raka’at pertama membaca surat Asy-Syam, dan raka’at membaca surat Al-Lail)
Selanjutnya dilakukan dengan gerakan shalat seperti biasa
Doa Sesudah Shalat Dhuha
“Allahumma innaddhuhaa-a dhuhaa-uka wal bahaa-a bahaa-uka waljamaala jamaaluka wal quwwata quwwaatuka wal qudrata qudratuka wal’ishmata ‘ishmatuka. Allahumma inkaana rizqii fissamaa-i faandzilhu wa inkaana fil ardhi faakhrijhu wa inkaana mu’assaraanfayassirhu wa inkaana haraamawwaquwwatika waqudratika aatinii maa aataita ‘ibaadakasshaalihiin.”
Artinya:
“Ya Allah, sesungguhnya Dhha adalah waktu Dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu. Ya Allah, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran Dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (Wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hamba-Mu yang shaleh.”
4. Shalat Rawatib
Shalat Rawatib merupakan shalat sunnat yang biasa dikerjakan sebelum atau sesudah shalat wajib. Seluruhnya berjumlah 22 raka’at, dengan rincian sebagai berikut:
Shalat Subuh: 2 raka’at sebelum (qabliyah) dan tidak ada shalat sesudahnya (ba’diyah).
Shalat Dzuhur: 2 raka’at qabliyah, 2 atau 4 raka’at ba’diyah.
Shalat Ashar: 2 raka’at qabliyah, tidak ada ba’diyah.
Shalat Maghrib: tidak ada qabliyah, 2 raka’at ba’diyah.
Shalat ‘Isya: 2 raka’at qabliyah, 2 raka’at ba’diyah.
Tata Cara Shalat Rawatib
Cara mengerjakan shalat Rawatib sama saja dengan shalat biasanya, hanya saja berbeda pada niatnya. Pelaksanaannya tidak bersamaan dengan Adzan maupun Iqamah, dan dikerjakan sendiri.
Niat Shalat Rawatib 2 raka’at sebelum Shalat Dzuhur:
“Ushalli sunnatazh zhuhri rak’ataini qabliyatan lillaahi ta’aala.” yang artinya: “Aku niat shalat sunnat sebelum dzuhur 2 raka’at karena Allah Ta’ala.”
Niat Shalat Rawatib 2 raka’at sesudah Shalat Dzuhur:
“Ushalli sunnatazh zhuhri rak’ataini ba’diyatan lillaahi ta’aala.” yang artinya: “Aku niat shalat sunnat sesudah dzuhur 2 raka’at karena Allah Ta’ala.”
Niat Shalat Rawatib 2 raka’at sebelum Shalat Shubuh:
“Ushalli sunnatazh shubhi rak’ataini qabliyatan lillaahi ta’aala.” yang artinya: “Aku niat shalat sunnat sebelum subuh 2 raka’at karena Allah Ta’ala.”
Niat Shalat Rawatib 2 raka’at sebelum Shalat Ashar:
“Ushalli sunnatazh ‘ashri rak’ataini qabliyatan lillaahi ta’aala.” yang artinya: “Aku niat shalat sunnat sebelum ashar 2 raka’at karena Allah Ta’ala.”
Niat Shalat Rawatib 2 raka’at sesudah Shalat Maghrib
“Ushalli sunnatazh maghribi rak’ataini ba’diyatan lillaahi ta’aala.” yang artinya: “Aku niat shalat sunnat sesudah maghrib 2 raka’at karena Allah Ta’ala.”
Niat Shalat Rawatib 2 raka’at sebelum Shalat ‘Isya:
“Ushalli sunnatazh ‘isyaa-i rak’ataini qabliyatan lillaahi ta’aala.” yang artinya: “Aku niat shalat sunnat sebelum ‘isya 2 raka’at karena Allah Ta’ala.”
Niat Shalat Rawatib 2 raka’at sesudah Shalat ‘Isya
“Ushalli sunnatazh ‘isyaa-i rak’ataini ba’diyatan lillaahi ta’aala.” yang artinya: “Aku niat shalat sunnat sesudah ‘isya 2 raka’at karena Allah Ta’ala.”
5. Shalat Tahajud
Shalat Tahajud merupakan shalat sunat yang dikerjakan pada waktu malam hari. Dikerjakan dalam satuan 2 raka’at untuk satu kali salam. Dikerjakan apabila telah terbangun dari tidur dan sudah mengerjakan shalat ‘Isya.
Dilaksanakan di awal malam yakni antara waktu ‘Isya sampai sekitar pukul 10 malam (sepertiga pertama malam), atau dikerjakan pada tengah malam, antara pukul 10 sampai pukul 1 dini hari (sepertiga kedua malam), dan paling utama apabila dikerjakan pada akhir malam, antara pukul 1 dini hari sampai menjelang Shalat Subuh (sepertiga akhir malam).
Tata Cara Shalat Tahajud
Dilakukan sama seperti kita mengerjakan shalat biasanya. Jumlah raka’at raka’atnya minimal 2 raka’at untuk 2 kali salam dan tidak ada maksimal bilangan raka’at karena dilakukan sebanyak yang mampu kita bisa kerjakan.
Niatnya;
“Ushallii sunnatat tahajjudi rak’ataini lillaahi ta’aalaa.” Artinya, “Aku niat shalat sunat tahajud dua raka’at, karena Allah Ta’ala.”
Membaca takbir (Allaahu akbar) saat takbiratul ihram.
Sunat membaca doa iftitah
Membaca surat Al-Fatihah, lalu diikuti oleh surah pendek boleh apa saja yang telah dihafal.
Kemudian lakukan gerakan shalat biasanya sampai salam.
Disunatkan membaca bacaan wirid, tasbih, tahmid, takbir, sholawat, istigfar setelah salam.
Doa Sesudah Shalat Tahajjud
“Allaahumma lakal hamdu anta qayyimus samaa waati wal ardhi wa man fiihinna. wa lakal hamdu anta malikus samaa waati wal ardhi wa man fiihinna. wa lakal hamdu anta nuurus samaawaati wal ardhi wa man fiihinna. wa lakal hamdu antal haqqu, wa wa’dukal haqqu, wa liqaa’uka haqqun, wa qauluka haqqun, wal jannatu haqqun, wannaaru haqqun, wannabiyyuuna haqqun, wa muhammadun shallallaahu ‘alaihi wasallama haqqun wassaa’atu haqqun. allaahumma laka aslamtu, wa bika aamantu, wa ‘alaika tawakkaltu, wa ilaika anabtu, wa bika khaashamtu, wa ilaika haakamtu, faghfirlii maa qaddamtu, wa maa akh-khartu, wa maa asrartu, wa maa a’lantu, wa maa anta a’lamu bihiminnii. antal muqaddimu, wa antal mu’akhkhiru, laa ilaaha illaa anta, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah.”
Artinya:
“Wahai Allah, Milik-Mu lah segala puji. Engkaulah penegak dan pengurus langit dan bumi serta makhluk yang ada di dalamnya. Milik-Mu lah segala puji. Engkaulah penguasa (raja) langit dan bumi serta makhluk yang ada di dalamnya. Milik-Mu lah segala puji. Engkaulah cahaya langit dan bumi serta makhluk yang ada di dalamnya. Milik-Mu lah segala puji. Engkaulah Yang Hak (benar),janji-Mu lah yang benar, pertemuan dengan-Mu adalah benar, perkataan-Mu benar, surga itu benar (ada), neraka itu benar (ada), para nabi itu benar, Nabi Muhammad saw itu benar, dan hari kiamat itu benar(ada). Wahai Allah! Hanya kepada-Mu lah aku berserah diri, hanya kepada-Mu lah aku beriman, hanya kepada-Mu lah aku bertawakkal hanya kepada-Mu lah aku kembali, hanya dehgan-Mu lah kuhadapi musuhku, dan hanya kepada-Mu lah aku berhukum. Oleh karena itu ampunilah segala dosaku, yang telah kulakukan dan yang (mungkin) akan kulakukan, yang kurahasiakan dan yang kulakukan secara terang-terangan, dan dosa-dosa lainnya yang Engkau lebih mengetahuinya daripada aku. Engkaulah Yang Maha Terdahulu dan Engkaulah Yang Maha Terakhir. tak ada Tuhan selain Engkau, dan tak ada daya upaya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah.”
6. Shalat Istikharah
Shalat Istikharah dikerjakan dengan tujuan untuk memperoleh petunjuk dari Allah SWT, terutama dalam keadaan bingung atau ragu-ragu dalam memilih satu keputusan diantara banyak pilihan. Bisa dikerjakan kapan saja (siang atau malam) dan bisa dilakukan sendiri. Sangat utama apabila dikerjakan dalam waktu seperti shalat Tahajud karena insya Allah pada jam tersebut kita bisa lebih khusyu’.
Tata Cara Shalat Istikharah
Shalat Istikharah dikerjakan sebanyak 2 raka’at.
Niat
“Ushalli sunnatal istikhaarati rak’ataini lillaahi ta’aalaa.” yang artinya: “Aku niat shalat sunah istikharah dua raka’at karena Allah Ta’ala.”
Takbiratul Ihram
Membaca doa Iftitah
Membaca surat Al-Fatihah, dilanjutkan membaca surat (diutamakan) Al-Kafirun untuk raka’at pertama dan Al-Ikhlas untuk raka’at
Selanjutnya shalat dikerjakan sebagaimana gerakan shalat biasanya, sampai pada salam
Doa Setelah Shalat Istikharah
“Allaahumma inni astakhiiruka bi’ilmika wa astaqdiruka biqudratika wa as aluka min fadhlikal ‘adzhiimi. Fainnaka taqdiru walaa aqdiru walaa a’lamu wa anta ‘al-laamulghuyuubi. Allaahumma inkunta ta’lamu anna haadzal amra khairun lii fii diinii wama’aasyii faqdurhu lii wa yassirhu lii tsumma baariklii fiihi wa inkunta ta’lamu anna haadzal amra syarrun lii fii diinii wa ma’aasyii wa ‘aaqibati amrii wa ‘aajilihi fashrifhu ‘annii washrifnii ‘anhu waqdurlil khaira haitsu kaana tsumma radh-dhinii bihi.”
Artinya:
“Wahai Allah, bahwasanya aku mohon pilihan olehMu dengan ilmu-Mu, dan mohon kepastian-Mu dengan kekuasaan-Mu, serta mohon kepada-Mu dari anugerah-Mu Yang Maha Agung, karena Engkaulah Dzat yang berkuasa, sedang aku tiada kuasa, dan Engkaulah Dzat Yang Maha Mengetahui, sedang aku tiada mengetahui, dan Engkaulah Dzat yang mengetahui yang ghoib. Wahai Allah, jika adanya, Engkau ketahui bahwa urusan ini …….. (sebutkan urusan yang dimaksud) adalah baik bagiku, untuk duniaku, akhiratku, penghidupanku, dan akibat urusanku untuk masa sekarang maupun besoknya, maka kuasakanlah bagiku dan permudahkanlah untukku, kemudian berkahilah dalam urusan itu bagiku. Namun jikalau adanya, Engkau ketahui bahwa urusan itu ……… (sebutkan urusan yang dimaksud) menjadi buruk bagiku, untuk duniaku, akhiratku, penghidupanku, dan akibatnya persoalanku pada masa sekarang maupun besoknya, maka hindarkanlah aku dari padanya, lalu tetapkanlah bagiku kepada kebaikan, bagaimanapun adanya kemudian ridhoilah aku dengan kebaikan itu.”
7. Shalat Hajat
Jika kita memiliki maksud, tujuan, keperluan, dan sangat berharap bahwa apa yang kita inginkan dapat dikabulkan oleh Allah SWT maka kita bisa mengerjakan shalat sunnat untuk meminta hajat kepada Allah, yakni Shalat Hajat. Shalat ini tidak hanya terbatas pada keinginan kita semata tetapi juga bisa untuk hubungan antar sesama manusia.
Dengan kata lain, cara termudah dan tercepat untuk mengadu kepada Allah SWT adalah melalui shalat Hajat. Boleh dikerjakan kapan saja, asalkan bukan pada waktu yang dilarang, misalnya setelah shalat subuh. Paling utama dikerjakan pada malam hari, pada sepertiga malam terakhir.
Tata Cara Shalat Hajat
Shalat Hajad dikerjakan paling sedikit 2 raka’at dan paling banyak 12 raka’at dengan ketentuan satu kali salam setiap 2 raka’at.
Niat
“Ushallii sunnatal haajati rak’aataini lillaahi ta’aala.” yang artinya: “Aku berniat shalat hajat sunah hajat dua raka’at karena Allah Ta’ala.”
Membaca do’a Iftitah
Membaca surat Al-Fatihah, kemudian dilanjutkan dengan membaca salah satu surah di dalam Al-Qur’an; raka’at pertama membaca surat Al-Ikhlas, raka’at kedua membaca Ayat Kursi (Surah Al-Baqarah ayat 255).
Dikerjakan dengan gerakan shalat seperti biasa sampai salam.
Selesai shalat, dianjurkan untuk membaca Istighfar sebanyak 100 kali, shalawat Nabi 100 kali, dilanjutkan dengan doa.
Doa Selesai Mengerjakan Shalat Hajat
“Laa ilaha illallohul haliimul kariimu subhaanallohi robbil ‘arsyil ‘azhiim. Alhamdu lillaahi robbil ‘aalamiin. As `aluka muujibaari rohmatika wa ‘azaaima maghfirotika wal ghoniimata ming kulli birri wassalaamata ming kulli itsmin Laa tada’ lii dzamban illa ghofartahu walaa hamman illaa farojtahu walaa haajatan hiya laka ridhon illa qodhoitahaa yaa arhamar roohimiin.”
Artinya:
“Tidak ada Tuhan melainkan Allah Yang Maha Lembut dan Maha Penyantun. Maha Suci Allah, Tuhan pemelihara Arsy yang Maha Agung. Segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam. Kepada-Mu-lah aku memohon sesuatu yang mewajibkan rahmat-Mu, dan sesuatu yang mendatangkan ampunan-Mu dan memperoleh keuntungan pada tiap-tiap dosa. Janganlah Engkau biarkan dosa daripada diriku, melainkan Engkau ampuni dan tidak ada sesuatu kepentingan, melainkan Engkau beri jalan keluar, dan tidak pula sesuatu hajat yang mendapat kerelaan-Mu, melainkan Engkau kabulkan. Wahai Tuhan Yang Paling Pengasih dan Penyayang.”
Selesai berdoa, lalu kita memohon kepada Allah tentang apa yang kita inginkan (yang dihajatkan).
8. Shalat Taubat
Shalat sunnat ini dikerjakan dengan tujuan untuk meminta ampunan kehadirat Allah SWT atas dosa (atau merasa berbuat dosa) dan kemudian sadar bahwa apa yang telah ia kerjakan itu adalah salah sehingga harus memohon ampunan kepada Allah SWT dan berniat untuk tidak melakukan kesalahan itu lagi. Minimal dikerjakan 2 raka’at, dan maksimal dikerjakan 4-6 raka’at dengan ketentuan satu kali salam setiap 2 raka’at.
Niat
“Ushalli Sunnatat Taubati Rak’ataini Lillaahi Ta’aalaa. Allaahu Akbar’ ”. yang artinya: “Aku niat Shalat Sunah Taubat dua Raka’at karena Alloh Ta’ala, Allah Maha Besar.”
Mengucap Takbir (takbiratul ihrom) bersamaan dengan niat dalam hati
Membaca do’a iftitah
Membaca surat Al-Fatihah, dilanjutkan dengan salah satu surat dalam Al-Qur’an
Ruku’
I’tidal
Sujud
Duduk antara 2 sujud
Sujud ke-2
Berdiri untuk raka’at kedua, kemudian lanjutkan seperti raka’at pertama sampai salam
9. Shalat Gerhana
Seperti namanya, shalat ini dilakukan saat terjadi gerhana, baik gerhana matahari maupun gerhana bulan dan diikerjakan sebanyak dua raka’at. Waktu mengerjakan adalah mulai dari terjadinya gerhana bulan/gerhana matahari, sampai bulan terbit kembali (nampak utuh) atau sampai matahari terlihat kembali.
Shalat gerhana bulan disebut shalat khusuf, sedangkan shalat gerhana matahari disebut shalat kusuf. Shalat sunnat gerhana dikerjakan dengan tujuan ibadah, terutama karena kejadian gerhana adalah jarang terjadi.
Tata Cara Shalat Gerhana
Ada dua pendapat mengenai cara mengerjakan shalat sunnat gerhana ini. Pendapat pertama, ada ulama yang mengatakan bahwa cara pengerjaannya sama seperti shalat sunnat biasanya yakni satu kali salam setiap lepas 2 raka’at.
Sedangkan pendapat kedua menyatakan bahwa pengerjaan berbeda, yakni; dikerjakan dengan 2 raka’at dengan setiap raka’at ada 2 kali ruku’ dan 2 kali sujud. Pendapat yang kedua inilah yang lebih banyak dipilih oleh ulama (mayoritas).
Niat
Niat shalat gerhana bulan
“Ushallii Sunnatal Khusuufil-Qomari Rak’ataini Lillahi Ta’alaa “ yang artinya: “Aku niat mengerjakan shalat sunnah Gerhana Bulan dua rakaat karena Allah Ta’ala.”
Niat shalat gerhana matahari
“Ushallii Sunnatal Kusuufis-Syamsi Rak’ataini Lillahi Ta’alaa.” yang artinya: “Aku niat mengerjakan shalat sunnah Gerhana Matahari dua rakaat karena Allah Ta’ala.”
Takbiratul ihram
Membaca do’a istiftah dan berta’awudz
Membaca surat Al-Fatihah dan dilanjutkan membaca surat yang panjang (seperti surat Al Baqarah)
Kemudian ruku’ sambil memanjangkannya
I’tidal
Setelah I’tidal, kembali ke posisi berdiri dan tidak dilanjutkan dengan sujud melainkan kembali pada posisi berdiri dengan kedua tangan bersidekap di atas pusar dan kembali membaca surat Al-Fatihah yang dilanjutkan dengan surat panjang (berdiri yang kedua dilakukan dengan lebih singkat)
Ruku’ kembali dan dilakukan lebih singkat
I’tidal
Dilanjutkan dengan sujud. Sujud pertama dilakukan lebih panjang (sepanjang saat kita melakukan ruku’ pertama) lalu duduk antara dua sujud, kemudian lakukan sujud kembali.
Berdiri setelah sujud untuk mengerjakan raka’at kedua (dilakukan seperti pada raka’at pertama namun gerakan dan bacaannya lebih singkat)
Tasyahud
Salam
Selesai shalat, imam akan menyampaikan khotbah (isinya tentang anjuran berdzikir, berdoa, beristighfar, sedekah, dan membebaskan budak)
10. Shalat Tasbih
Shalat Tasbih merupakan shalat sunnat yang sangat dianjurkan oleh Rasullullah SAW, jika mampu, dilakukan setiap hari, seminggu sekali, sebulan sekali, setahun sekali, bahkan sekali dalam seumur hidup. Disebut shalat tasbih karena dalam 4 raka’at mengandung bacaan 300 kali tasbih.
Tata Cara Shalat Tasbih
Shalat Tasbih dikerjakan 4 raka’at; jika dikerjakan pada siang hari maka cukup dengan satu kali salam, jika dikerjakan pada malam hari dengan dua kali salam (dua raka’at untuk satu salam).
Niat
“Ushallii sunnatat-tasbihi rak’ataini lillahi ta’aalaa. Allahu Akbar.” yang artinya: “Aku niat shalat sunat tasbih dua raka’at karena Allah Ta’ala. Allah Maha Besar.”
Niat ini diucapkan untuk Shalat Tasbih yang dua salam.
Membaca doa Iftitah
Membaa Al-Fatihan dilanjutkan dengan salah surat pendek dalam Al-Qur’an
Sebelum ruku’ membaca tasbih (15x) :
“Subhaanallaahi wal-hamdu lillaahi wa laa ilaaha illallaahu walaahu akbar wa laa haula wa laa quwwata illaa billaahil-‘aliyyil-azhiim.”
Ruku’
Setelah ruku’ membaca tasbih (10x) :
“Subhaanallaahi wal-hamdu lillaahi wa laa ilaaha illallaahu walaahu akbar wa laa haula wa laa quwwata illaa billaahil-‘aliyyil-azhiim.”
I’tidal
Setelah I’tidal kembali membaca tasbih (10x) :
“Subhaanallaahi wal-hamdu lillaahi wa laa ilaaha illallaahu walaahu akbar wa laa haula wa laa quwwata illaa billaahil-‘aliyyil-azhiim.”
Sujud; setelah membaca bacaan sujud, kembali membaca tasbih (10x) :
“Subhaanallaahi wal-hamdu lillaahi wa laa ilaaha illallaahu walaahu akbar wa laa haula wa laa quwwata illaa billaahil-‘aliyyil-azhiim.”
Duduk antara dua sujud dan setelah selesai bacaannya kembali membaca tasbih (10x) :
“Subhaanallaahi wal-hamdu lillaahi wa laa ilaaha illallaahu walaahu akbar wa laa haula wa laa quwwata illaa billaahil-‘aliyyil-azhiim.”
Sujud kedua, selesai bacaan sujud kembali membaca tasbih (10x) :
“Subhaanallaahi wal-hamdu lillaahi wa laa ilaaha illallaahu walaahu akbar wa laa haula wa laa quwwata illaa billaahil-‘aliyyil-azhiim.”
Sambil duduk tuma’ninah, kita membaca tasbih (10x) :
“Subhaanallaahi wal-hamdu lillaahi wa laa ilaaha illallaahu walaahu akbar wa laa haula wa laa quwwata illaa billaahil-‘aliyyil-azhiim.”
Lakukan kembali pada raka’at selanjutnya, sampai salam.
Ringkasnya:
Selesai membaca surat pada raka’at pertama : tasbih 15x
Ruku’ : tasbih 10x
I’tidal : tasbih 10x
Sujud pertama : tasbih 10x
Duduk di antara sujud : tasbih 10x
Sujud kedua : tasbih 10x
Duduk setelah sujud kedua (tuma’ninah) : tasbih 10x
Doa Selesai Shalat Tasbih
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْئَلُكَ تَوْفِيْقَ أَهْلِ اْلهُدَى وَ أَعْمَـالَ أَهْلِ اْليَقِيْنِ وَ مُنَاصَحَةِ أَهْلِ التَّوْبَةِ وَ عَزْمَ أَهْلِ الصَّبْرِ وَ جِدَّ أَهْلِ اْلخَشْيَةِ وَ طَلَبَ أَهْلِ الرَّغْبَةِ وَ تَعَبَدَ أَهْلِ الْوَرَعِ وَ عِرْفَانَ أَهْلِ الْعِلْمِ حَتَّى أُخَافَكَ. اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْئَلُكَ مَخَافَةَ تُحْجِزُنِيْ عَنْ مَعَاصِيْكَ حَتَّى أَعْمَلَ بِطَاعَتِكَ عَمَلاً أَسْتَحِقُّ بِهِ رِضَاكَ وَ حَتَّى أُنَاصِحُكَ فِى التَّوْبَةِ وَ خَوْفًا مِنْكَ وَ حَتَّى أُخْلِصَ لَكَ النَّصِيْحَةَ حُبًّا لَكَ وَ حَتَّى أَتَوَكَّلَ عَلَيْكَ فِي اْلأُمُوْرِ كُلِّهَا وَ أُحْسِنَ الظَنِّ بِكَ سُبْحَانَ خَالِقِ النُّوْرِ. رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُوْرَنَا وَاغْفِرْلَنَا إِنَّكَ عَلَى كُّلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Artinya:
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu taufiq Orang-orang yang mendapat petunjuk, amalan Orang-orang yang mempunyai keyakinan kuat, ketulusan Orang-orang yang bertaubat, keteguhan hati Orang-orang yang sabar, kesungguhan Orang-orang yang takut kepada-Mu, permohonan Orang-orang yang mengharapkan-Mu, Ibadah ( ketaatan ) ahli wira’i dan kebijakan ahli ilmu, sehingga aku takut kepada-Mu. Ya Allah aku memohon kepada-Mu perasaan takut yang dapat menhalangiku berbuat maksiat, sehingga aku dapat melakukan suatu amalan untuk mentaati perintah-Mu, yang dengan amalan itu aku berhak mendapat ridho-Mu, hingga aku sanggup memurnikan taubatku karena takut kepadamu. Mengikhlaskan nasihat-Mu karena cintaku kepada-Mu. Dan aku bertawakkal kepada-Mu dalam segala urusan karena persangkaan baikku kepada-Mu Maha Suci Dzat yang menciptakan cahaya. Ya Tuhan kami sempurnakanlah cahaya untuk kami dan ampunilah kami sesungguhnya engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu dengan rahmat-Mu wahai yang Maha Penyayang.”
https://dalamislam.com/shalat/shalat-sunnat
Belum ada tanggapan untuk "10 MACAM SHALAT SUNNAH BESRTA MAKSUD DAN TUJUANNYA"
Post a Comment