Mahasiswa membuat sebuah tulisan reflektif dalam bentuk artikel atau jurnal untuk menguatkan pemahaman tentang identitas manusia Indonesia dengan mengacu pada panduan berikut:
- Mahasiswa mengobservasi secara kritis tanda dan simbol yang ada di ekosistem sekolah dan proses pembelajaran tentang penghargaan dan penghayatan terhadap kebhinekatunggalikaan;
- Mahasiswa menuliskan secara kritis bagaimana penghayatan nilai-nilai Pancasila yang ada di sekolah menguatkan identitas manusia Indonesia.
1. Mahasiswa
mengobservasi secara kritis tanda dan simbol yang ada di ekosistem sekolah dan
proses pembelajaran tentang penghargaan dan penghayatan terhadap
kebhinekatunggalikaan;
Berdasarkan hasil observasi di tempat PPL bahwa SMAN 6
Surabaya sangat menjunjung tinggi nilai toleransi dan mendukung kesetaraan hak
antar sesama. Latar belakang sosial-ekonomi peserta didik di SMAN 6 Surabaya
sangat beragam. Ada yang dari kalangan ekonomi menengah atas ada juga yang dari
kalangan menengah bawah. Walaupun latar belakang sosial-ekonomi peserta didik beragam,
semua peserta didik memperoleh layanan pendidikan yang berkualitas, dan memiliki
hak yang sama. Peserta didik SMAN 6 Surabaya memiliki latar belakang ras, suku
dan agama yang berbeda, namun mereka tidak membeda-bedakan satu sama lain.
SMA Negeri 6 Surabaya juga sangat mendukung kesetaraan
gender, tidak ada diskriminasi antara perempuan dan laki-laki. Setiap peserta
didik berhak untuk memilih dan melakukan beberapa pilihan kegiatan yang ada di
sekolah, seperti organisasi sekolah hingga kegiatan ekstrakurikuler. Dalam
mengajar, guru memberi perlakuan yang adil, guru tidak mengistimewakan salah
satu peserta didik dan mendiskreditkan yang lainnya. Guru memiliki hak yang
sama, baik laki-laki maupun perempuan, tidak ada diskriminasi dalam jabatan
maupun tugas dalam satuan pendidikan SMAN 6 Surabaya.
2. Mahasiswa menuliskan secara
kritis bagaimana penghayatan nilai-nilai Pancasila yang ada di sekolah
menguatkan identitas manusia Indonesia.
Profil pelajar pancasila diimplementasikan dalam lingkungan
sekolah melalui perilaku 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun). Hal tersebut nampak
ketika kami mahasiswa PPL sedang bertugas piket karakter pada pagi hari untuk
menyambut kedatangan peserta didik di pintu masuk sekolah. Selain itu, rasa
peduli dan gotong royong warga sekolah nampak dalam kegiatan bakti sosial yang
diadakan OSIS dalam rangka membantu korban bencana alam. Warga sekolah
menerapkan sila ke 4 dalam pelaksanaan pemilihan ketua OSIS. Masing-masing
calon melakukan orasi dan kampanye di hari pertama, kemudian di hari kedua
warga sekolah melakukan pemungutan suara. Kegiatan tersebut berjalan dengan lancer
dan sangat demokratis.
Belum ada tanggapan untuk "PPG Prajabatan Filosofi Pendidikan Indonesia Topik 3 Aksi Nyata - Manusia Indonesia bagi Saya"
Post a Comment