Sebagai tahapan terakhir dari siklus pembelajaran MERDEKA, Aksi Nyata memberikan ruang bagi Mahasiswa menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh dalam satu rangkaian modul. Aksi Nyata Anda adalah mendokumentasikan kontribusi nyata penerapan pemikiran Ki Hadjar Dewantara di kelas dan sekolah sebagai pusat pengembangan karakter. Pada topik ini, Aksi Nyata Anda merupakan perwujudan dari perubahan konkret dalam proses pembelajaran sesuai dengan pemikiran KHD dan konteks sosial dan budaya di daerah Anda.
Untuk mendukung pengembangan berkelanjutan, sepanjang proses penerapan ini Anda dapat melakukan refleksi, salah satunya dengan menulis jurnal refleksi. Jurnal refleksi yang ditulis secara rutin merupakan media untuk mendokumentasikan perasaan, gagasan dan pengalaman serta praktik baik yang telah dilakukan sehingga memberikan kontribusi nyata penerapan pemikiran Ki Hadjar Dewantara di kelas dan sekolah sebagai pusat pengembangan karakter. Dengan memiliki rekam jejak yang berkelanjutan seperti ini, Anda akan terdorong untuk terus belajar dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang Anda latih dan uji cobakan.
Apa saja yang dapat Anda sertakan dalam jurnal refleksi ini?
- Perasaan selama melakukan perubahan di kelas
- Ide atau gagasan yang timbul sepanjang proses perubahan
- Pembelajaran dan pengalaman dalam bentuk catatan praktik baik
- ‘Foto bercerita’ dari seluruh rangkaian pelaksanaan (perencanaan, penerapan dan refleksi) aksi Anda.
- Anda juga dapat memasukkan ‘testimoni’ dari rekan guru dan peserta didik yang terlibat dalam proses perubahan yang Anda lakukan.
Filosofi Pendidikan Indonesia Topik 2 Aksi Nyata
Bagus Wahyu Purnomo
Tujuan dari pembuatan jurnal refleksi ini agar saya
mampu mendokumentasikan kontribusi nyata penerapan pemikiran Ki Hadjar
Dewantara di kelas dan sekolah sebagai pusat pengembangan karakter. Sebagai
tahapan terakhir dari siklus pembelajaran MERDEKA, Aksi Nyata memberikan ruang
bagi saya menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh. Dengan demikian, aksi
nyata perlu dijalankan secara terus menerus, merupakan perwujudan dari
perubahan konkret dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan pemikiran KHD.
Untuk mendukung pengembangan berkelanjutan, saya melakukan refleksi, salah
satunya dengan menulis jurnal refleksi. Jurnal refleksi merupakan media untuk
mendokumentasikan perasaan, gagasan dan pengalaman serta praktik baik yang
telah dilakukan sehingga memberikan kontribusi nyata penerapan pemikiran Ki
Hadjar Dewantara di kelas dan sekolah sebagai pusat pengembangan karakter.
Dengan memiliki rekam jejak yang berkelanjutan seperti ini, akan mendorong saya
untuk terus belajar dan meningkatkan kualitas pembelajaran.
Pendidikan adalah pemberian tuntunan terhadap segala
kekuatan
kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai
keselamatan dan kebahagiaan
yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia
maupun sebagai anggota masyarakat. Dalam proses “menuntun”, anak diberi
kebebasan namun pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan arahan
agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya.
Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih
kebudayaan dalam masyarakat. Kekuatan diri (kodrat) yang dimiliki, menuntun
peserta didik menjadi cakap mengatur hidupnya dengan tanpa diperintah oleh
orang lain. KHD juga mengingatkan para pendidik untuk tetap terbuka namun tetap
waspada terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, “waspadalah, carilah
barang-barang yang bermanfaat untuk kita, yang dapat menambah kekayaan kita
dalam hal kultur lahir atau batin.
KHD menjelaskan bahwa dasar pendidikan anak
berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Bila melihat dari kodrat
zaman, pendidikan saat ini menekankan pada kemampuan anak untuk memiliki
Keterampilan Abad 21 sedangkan dalam memaknai kodrat alam maka konteks lokal
sosial budaya peserta didik di Indonesia. Mengenai pendidikan dengan perspektif
global, KHD mengingatkan bahwa pengaruh dari luar tetap harus disaring dengan
tetap mengutamakan kearifan lokal sosial budaya Indonesia.
Menurut KHD, budi pekerti, atau watak atau karakter
merupakan perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan
sehingga menimbulkan tenaga. Budi pekerti juga dapat diartikan sebagai
perpaduan antara Cipta (kognitif), Karsa (afektif) sehingga menciptakan Karya
(psikomotor). Keluarga menjadi tempat yang utama dan paling baik untuk melatih
pendidikan sosial dan karakter baik bagi seorang anak. Alam keluarga menjadi
ruang bagi anak untuk mendapatkan teladan, tuntunan, pengajaran dari orang tua.
Budi Pekerti melatih anak untuk memiliki kesadaran diri yang utuh untuk menjadi
dirinya (kemerdekaan diri) dan kemerdekaan orang lain.
Sistem Among adalah suatu metode pendidikan yang
menekankan pada proses pembelajaran, terdiri dari 3 bagian yaitu: ing ngarso
sung tulodho, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani. Ing ngarso sung
tulodho, didepan memberi teladan, guru memahami secara utuh tentang apa yang
dapat ia bantu kepada murid, menjadi teladan dalam budi pekerti dan tingkah
laku. Ing madyo mangun karso, di tengah membangun kehendak, guru diharapkan
mampu membangkitkan semangat, berswakarsa, dan berkreasi bersama murid dengan membuka
dialog dengan murid, berperan sebagai narasumber dan penuntun. Tut wuri
handayani, di belakang memberi dorongan, guru tidak sekedar memberikan
motivasi, tetapi juga memberikan saran dan rekomendasi dari hasil
pengamatannya, agar murid mampu mengeksplorasi daya cipta, karsa, dan karyanya.
1. Perasaan selama melakukan perubahan di kelas
Selama mengikuti kegiatan Pendidikan Profesi Guru
(PPG) 2023 Angkatan 1, saya merasa sangat terkesan, banyak pengalaman baru yang
saya peroleh dari pendidikan ini bersama Dosen, Guru Pamong dan teman-teman. Saya
mencoba menerapkan konsep-konsep dasar pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan.
Pada awalnya saya sedikit bingung karena selama ini hanya belajar teorinya
saja, namun kali ini harus menerapkannya dalam PPL terbimbing. Namun seiring
berjalannya waktu, saya dapat beradaptasi dan dapat melakukannya dengan lebih
baik. Saya memberikan perlakuan yang baik, membimbing dan memberikan contoh
yang baik terhadap peserta didik. Saya masuk kelas dengan memberi salam,
kemudian menyapa dengan santun dan menanyakan kabar, jika peserta didik
memiliki masalah terkait belajar, masalah teman, orang tua, saya akan memberikan
penguatan, masukan dan motivasi. Kemudian menyampaikan materi, tujuan, alur,
dan asesmen pembelajaran. Pembelajaran menggunakan metode diskusi, peserta
didik berkolaborasi dengan kelompoknya masing-masing, peserta didik dapat
belajar dari berbagai sumber, saya membimbing peserta didik yang kesulitan
memahami materi. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusinya dan ditanggapi
oleh kelompok lain, kemudian peserta didik mereview dan membuat kesimpulan
mengenai apa yang telah dipelajari dengan bimbingan guru.
2. Ide
atau gagasan yang timbul sepanjang proses perubahan
· Guru harus menemukan dan memahami karakter dan latar
belakang masing-masing peserta didik.
· Guru harus merancang pembelajaran yang berpihak pada
peserta didik.
· Guru harus berkolaborasi dengan rekan dan segala
elemen yang dapat mengoptimalkan pembelajaran.
· Guru harus memiliki karakter sehingga dapat menjadi
teladan bagi peserta didik.
· Guru harus memiliki kemampuan mengelola dan
mengembangkan kemampuan sosial emosional yang baik dengan peserta didik.
· Guru harus memiliki tutur kata yang baik dan logis
agar mudah dipahami peserta didik.
· Guru harus menciptakan lingkungan pembelajaran yang
inklusif dan mendukung kebebasan berekspresi.
· Guru harus memberikan peserta didik ruang untuk
mengemukakan pendapat, ide, dan berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dan
diskusi.
· Guru harus menyesuaikan metode dan media pembelajaran
dengan karakteristik, gaya belajar, dan minat belajar peserta didik.
· Guru harus menghargai perbedaan dan latar belakang
peserta didik.
· Guru harus mendorong peserta didik untuk
mengeksplorasi ide kreatif dan inovatif mereka.
3. Pembelajaran dan pengalaman dalam
bentuk catatan praktik baik
· Saya melakukan refleksi pada setiap selesai PPL
terbimbing.
· Saya memberikan ruang dan peran yang lebih besar
kepada peserta didik ketika pembelajaran (student centered).
· Saya menyadari bahwa setiap siswa memiliki
karakteristik dan latar belakang yang berbeda-beda, saya tidak dapat merubah
hal tersebut, yang dapat saya lakukan adalah menebalkan laku baiknya.
· Saya bertanya dan membuka dialog dengan peserta didik
mengenai kesulitan belajarnya, mendengarkan keluh kesah dan perasaannya, dengan
harapan agar peserta didik merasa nyaman mengutarakannya.
· Saya memberikan pemahaman kepada peserta didik bahwa
wajar untuk melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal, harapannya peserta
didik merasa diperhatikan agar lebih semangat lagi dalam belajar.
· Saya melibatkan peserta didik dalam menentukan alur
pembelajaran, dengan menanyakan kesukaannya, keinginan belajarnya, sehingga
peserta didik merasa dihargai dan didengarkan.
· Saya menyampaikan pembelajaran dengan memanfaatkan
teknologi (PPT, video pembelajaran, quizziz, website mathisfun.com) agar lebih
menarik.
· Saya menanggapi semua pertanyaan dari peserta didik
tanpa melihat latar belakang atau membandingkan peserta didik.
4.
‘Foto bercerita’ dari seluruh rangkaian pelaksanaan (perencanaan, penerapan dan
refleksi) aksi Anda.
|
|
|
|
Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok. |
Guru membimbing diskusi kelompok. |
Guru memanfaatkan teknologi agar pembelajaran lebih menarik. |
Guru berkolaborasi dengan rekan dan segala elemen yang dapat
mengoptimalkan pembelajaran. |
5.
Anda juga dapat memasukkan ‘testimoni’ dari rekan guru dan peserta didik yang terlibat
dalam proses perubahan yang Anda lakukan.
|
|
Testimoni peserta didik. |
Testimoni rekan PPG. |
Belum ada tanggapan untuk "PPG Prajabatan Filosofi Pendidikan Indonesia Topik 2 Aksi Nyata - Kontribusi Nyata Penerapan Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara"
Post a Comment