Search This Blog

PPG Prajabatan Filosofi Pendidikan Indonesia Topik 2 Aksi Nyata - Kontribusi Nyata Penerapan Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara

 Sebagai tahapan terakhir dari siklus pembelajaran MERDEKA, Aksi Nyata memberikan ruang bagi Mahasiswa menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh dalam satu rangkaian modul. Aksi Nyata Anda adalah mendokumentasikan kontribusi nyata penerapan pemikiran Ki Hadjar Dewantara di kelas dan sekolah sebagai pusat pengembangan karakter. Pada topik ini, Aksi Nyata Anda merupakan perwujudan dari perubahan konkret dalam proses pembelajaran sesuai dengan pemikiran KHD dan konteks sosial dan budaya di daerah Anda.

Untuk mendukung pengembangan berkelanjutan, sepanjang proses penerapan ini Anda dapat melakukan refleksi, salah satunya dengan menulis jurnal refleksi. Jurnal refleksi yang ditulis secara rutin merupakan media untuk mendokumentasikan perasaan, gagasan dan pengalaman serta praktik baik yang telah dilakukan sehingga memberikan kontribusi nyata penerapan pemikiran Ki Hadjar Dewantara di kelas dan sekolah sebagai pusat pengembangan karakter. Dengan memiliki rekam jejak yang berkelanjutan seperti ini, Anda akan terdorong untuk terus belajar dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang Anda latih dan uji cobakan.


Apa saja yang dapat Anda sertakan dalam jurnal refleksi ini?

  1. Perasaan selama melakukan perubahan di kelas
  2. Ide atau gagasan yang timbul sepanjang proses perubahan
  3. Pembelajaran dan pengalaman dalam bentuk catatan praktik baik 
  4. ‘Foto bercerita’ dari seluruh rangkaian pelaksanaan (perencanaan, penerapan dan refleksi) aksi Anda. 
  5. Anda juga dapat memasukkan ‘testimoni’ dari rekan guru dan peserta didik yang terlibat dalam proses perubahan yang Anda lakukan.

Filosofi Pendidikan Indonesia Topik 2 Aksi Nyata

Bagus Wahyu Purnomo

 

Tujuan dari pembuatan jurnal refleksi ini agar saya mampu mendokumentasikan kontribusi nyata penerapan pemikiran Ki Hadjar Dewantara di kelas dan sekolah sebagai pusat pengembangan karakter. Sebagai tahapan terakhir dari siklus pembelajaran MERDEKA, Aksi Nyata memberikan ruang bagi saya menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh. Dengan demikian, aksi nyata perlu dijalankan secara terus menerus, merupakan perwujudan dari perubahan konkret dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan pemikiran KHD. Untuk mendukung pengembangan berkelanjutan, saya melakukan refleksi, salah satunya dengan menulis jurnal refleksi. Jurnal refleksi merupakan media untuk mendokumentasikan perasaan, gagasan dan pengalaman serta praktik baik yang telah dilakukan sehingga memberikan kontribusi nyata penerapan pemikiran Ki Hadjar Dewantara di kelas dan sekolah sebagai pusat pengembangan karakter. Dengan memiliki rekam jejak yang berkelanjutan seperti ini, akan mendorong saya untuk terus belajar dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

Pendidikan adalah pemberian tuntunan terhadap segala kekuatan

kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan

yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Dalam proses “menuntun”, anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya.

Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. Kekuatan diri (kodrat) yang dimiliki, menuntun peserta didik menjadi cakap mengatur hidupnya dengan tanpa diperintah oleh orang lain. KHD juga mengingatkan para pendidik untuk tetap terbuka namun tetap waspada terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, “waspadalah, carilah barang-barang yang bermanfaat untuk kita, yang dapat menambah kekayaan kita dalam hal kultur lahir atau batin.

KHD menjelaskan bahwa dasar pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Bila melihat dari kodrat zaman, pendidikan saat ini menekankan pada kemampuan anak untuk memiliki Keterampilan Abad 21 sedangkan dalam memaknai kodrat alam maka konteks lokal sosial budaya peserta didik di Indonesia. Mengenai pendidikan dengan perspektif global, KHD mengingatkan bahwa pengaruh dari luar tetap harus disaring dengan tetap mengutamakan kearifan lokal sosial budaya Indonesia.

Menurut KHD, budi pekerti, atau watak atau karakter merupakan perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga. Budi pekerti juga dapat diartikan sebagai perpaduan antara Cipta (kognitif), Karsa (afektif) sehingga menciptakan Karya (psikomotor). Keluarga menjadi tempat yang utama dan paling baik untuk melatih pendidikan sosial dan karakter baik bagi seorang anak. Alam keluarga menjadi ruang bagi anak untuk mendapatkan teladan, tuntunan, pengajaran dari orang tua. Budi Pekerti melatih anak untuk memiliki kesadaran diri yang utuh untuk menjadi dirinya (kemerdekaan diri) dan kemerdekaan orang lain.

Sistem Among adalah suatu metode pendidikan yang menekankan pada proses pembelajaran, terdiri dari 3 bagian yaitu: ing ngarso sung tulodho, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani. Ing ngarso sung tulodho, didepan memberi teladan, guru memahami secara utuh tentang apa yang dapat ia bantu kepada murid, menjadi teladan dalam budi pekerti dan tingkah laku. Ing madyo mangun karso, di tengah membangun kehendak, guru diharapkan mampu membangkitkan semangat, berswakarsa, dan berkreasi bersama murid dengan membuka dialog dengan murid, berperan sebagai narasumber dan penuntun. Tut wuri handayani, di belakang memberi dorongan, guru tidak sekedar memberikan motivasi, tetapi juga memberikan saran dan rekomendasi dari hasil pengamatannya, agar murid mampu mengeksplorasi daya cipta, karsa, dan karyanya.

 

1. Perasaan selama melakukan perubahan di kelas

Selama mengikuti kegiatan Pendidikan Profesi Guru (PPG) 2023 Angkatan 1, saya merasa sangat terkesan, banyak pengalaman baru yang saya peroleh dari pendidikan ini bersama Dosen, Guru Pamong dan teman-teman. Saya mencoba menerapkan konsep-konsep dasar pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan. Pada awalnya saya sedikit bingung karena selama ini hanya belajar teorinya saja, namun kali ini harus menerapkannya dalam PPL terbimbing. Namun seiring berjalannya waktu, saya dapat beradaptasi dan dapat melakukannya dengan lebih baik. Saya memberikan perlakuan yang baik, membimbing dan memberikan contoh yang baik terhadap peserta didik. Saya masuk kelas dengan memberi salam, kemudian menyapa dengan santun dan menanyakan kabar, jika peserta didik memiliki masalah terkait belajar, masalah teman, orang tua, saya akan memberikan penguatan, masukan dan motivasi. Kemudian menyampaikan materi, tujuan, alur, dan asesmen pembelajaran. Pembelajaran menggunakan metode diskusi, peserta didik berkolaborasi dengan kelompoknya masing-masing, peserta didik dapat belajar dari berbagai sumber, saya membimbing peserta didik yang kesulitan memahami materi. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusinya dan ditanggapi oleh kelompok lain, kemudian peserta didik mereview dan membuat kesimpulan mengenai apa yang telah dipelajari dengan bimbingan guru.

 

2. Ide atau gagasan yang timbul sepanjang proses perubahan

·       Guru harus menemukan dan memahami karakter dan latar belakang masing-masing peserta didik.

·       Guru harus merancang pembelajaran yang berpihak pada peserta didik.

·       Guru harus berkolaborasi dengan rekan dan segala elemen yang dapat mengoptimalkan pembelajaran.

·       Guru harus memiliki karakter sehingga dapat menjadi teladan bagi peserta didik.

·       Guru harus memiliki kemampuan mengelola dan mengembangkan kemampuan sosial emosional yang baik dengan peserta didik.

·       Guru harus memiliki tutur kata yang baik dan logis agar mudah dipahami peserta didik.

·       Guru harus menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif dan mendukung kebebasan berekspresi.

·       Guru harus memberikan peserta didik ruang untuk mengemukakan pendapat, ide, dan berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dan diskusi.

·       Guru harus menyesuaikan metode dan media pembelajaran dengan karakteristik, gaya belajar, dan minat belajar peserta didik.

·       Guru harus menghargai perbedaan dan latar belakang peserta didik.

·       Guru harus mendorong peserta didik untuk mengeksplorasi ide kreatif dan inovatif mereka.

 

3. Pembelajaran dan pengalaman dalam bentuk catatan praktik baik 

·       Saya melakukan refleksi pada setiap selesai PPL terbimbing.

·       Saya memberikan ruang dan peran yang lebih besar kepada peserta didik ketika pembelajaran (student centered).

·       Saya menyadari bahwa setiap siswa memiliki karakteristik dan latar belakang yang berbeda-beda, saya tidak dapat merubah hal tersebut, yang dapat saya lakukan adalah menebalkan laku baiknya.

·       Saya bertanya dan membuka dialog dengan peserta didik mengenai kesulitan belajarnya, mendengarkan keluh kesah dan perasaannya, dengan harapan agar peserta didik merasa nyaman mengutarakannya.

·       Saya memberikan pemahaman kepada peserta didik bahwa wajar untuk melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal, harapannya peserta didik merasa diperhatikan agar lebih semangat lagi dalam belajar.

·       Saya melibatkan peserta didik dalam menentukan alur pembelajaran, dengan menanyakan kesukaannya, keinginan belajarnya, sehingga peserta didik merasa dihargai dan didengarkan.

·       Saya menyampaikan pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi (PPT, video pembelajaran, quizziz, website mathisfun.com) agar lebih menarik.

·       Saya menanggapi semua pertanyaan dari peserta didik tanpa melihat latar belakang atau membandingkan peserta didik.

 

4. ‘Foto bercerita’ dari seluruh rangkaian pelaksanaan (perencanaan, penerapan dan refleksi) aksi Anda.









Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

Guru membimbing diskusi kelompok.

Guru memanfaatkan teknologi agar pembelajaran lebih menarik.

Guru berkolaborasi dengan rekan dan segala elemen yang dapat mengoptimalkan pembelajaran.

 

5. Anda juga dapat memasukkan ‘testimoni’ dari rekan guru dan peserta didik yang terlibat dalam proses perubahan yang Anda lakukan.





Testimoni peserta didik.

Testimoni rekan PPG.

 

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "PPG Prajabatan Filosofi Pendidikan Indonesia Topik 2 Aksi Nyata - Kontribusi Nyata Penerapan Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara"

Post a Comment