Search This Blog

PPG Prajabatan Teknologi Baru dalam Pengajaran dan Pembelajaran Topik 5 Ruang Kolaborasi - Perangkat Web dalam Pembelajaran

 Saudara mahasiswa yang berbahagia, setelah selesai mempelajari materi “perangkat web dalam pembelajaran”, maka diketahui bahwa sebagian besar aplikasi Web 2.0 menyertakan berbagai kemampuan dan fungsi diantaranya, Pertama; kontribusi kolaboratif, yang melibatkan konten Web 2.0 yang ditambahkan dan diedit oleh lebih dari satu kontributor. Kedua; jejaring sosial yang memungkinkan pengguna berinteraksi, berkolaborasi, berkreasi bersama, berbagi, dan mempublikasikan informasi, ide, dan multimedia di situs seperti Facebook. Ketiga; mashup Web 2.0, yang menyatukan konten dari berbagai sumber daya, membuat situs web yang baru dan berbeda dari sumber aslinya. Ibu pakan sekalian untuk lebih memperkuat pemahaman tentang perangkat web dalam pembelajaran silahkan Anda diskusikan tentang topik berikut:

  1. Fungsi web dalam pembelajaran
  2. Strategi pengintegrasian sumber belajar web 2.0 dalam pembelajaran
  3. Pemanfaatan sosial media untuk pembelajaran

Hasil diskusi yang dilakukan di forum learning management system (LMS) akan dipandu dan dipantau dan oleh fasilitator.

Diskusi dilakukan dalam forum learning management system (LMS) atau perangkat tools lain yang telah disediakan. Hasil diskusi selanjutnya dituangkan dalam bentuk mind map atau PPT.

*) Anda disarankan untuk mengirimkan file tugas dengan format PDF.

1.    Fungsi web dalam pembelajaran

Web 2.0 merujuk pada generasi kedua platform dan layanan web yang penggunanya dapat berpartisipasi aktif, berbagi informasi, dan berkolaborasi secara online. Dalam konteks pembelajaran, Web 2.0 telah membawa perubahan signifikan dalam pendidikan. Berikut adalah beberapa fungsi Web 2.0 dalam pembelajaran:

1. Kolaborasi dan Berbagi Informasi: Platform Web 2.0, seperti Google Docs, google slide, canva, memungkinkan peserta didik dan pendidik untuk berkolaborasi secara online. Platform tersebut memfasilitasi pembelajaran kelompok dan berbagi informasi dengan mudah.

2. Partisipasi Aktif: Dengan adanya forum diskusi, komentar, dan fitur interaktif lainnya, peserta didik dapat terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga memperkaya pengalaman pembelajaran.

3. Kreativitas dan Produksi Konten: Tools kreatif seperti info grafis, animasi, podcasting, dan pembuatan video dapat membantu peserta didik untuk mengekspresikan ide mereka secara kreatif. Sehingga dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran berbasis proyek yang kemudian dapat dijadikan sebagai konten pendidikan.

4. Akses ke Sumber Daya Pendidikan: Web 2.0 memungkinkan akses mudah ke berbagai sumber daya pendidikan. Dengan platform seperti YouTube dan platform pembelajaran online lainnya, peserta didik dapat memperoleh pengetahuan tambahan di luar kelas.

5. Penggunaan Media Sosial untuk Pembelajaran: Integrasi media sosial dalam konteks pendidikan dapat memperkaya interaksi antara pendidik dan peserta didik. Grup whatsapp, Instagram, atau platform lain dapat digunakan untuk berbagi informasi, memotivasi peserta didik, dan memfasilitasi komunikasi yang lebih terbuka.

6. Personalisasi Pembelajaran: Dengan adanya teknologi Web 2.0, pendidik dapat mengakses alat-alat yang mendukung diferensiasi pembelajaran. Pendidik dapat menyesuaikan materi pembelajaran, memberikan umpan balik secara langsung, dan memantau kemajuan peserta didik dengan lebih efektif.

7. Pembelajaran Jarak Jauh (e-Learning): Web 2.0 memainkan peran penting dalam pengembangan pembelajaran jarak jauh. Platform pembelajaran online, video konferensi, dan alat kolaborasi memungkinkan peserta didik untuk belajar dari jarak jauh dengan lebih fleksibel.

8. Refleksi dan Umpan Balik: Melalui platform pendidikan, peserta didik dapat merefleksikan pembelajaran mereka dan menerima umpan balik dari pendidik dan sesama peserta didik. Ini membantu dalam pengembangan pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis.

9. Pengembangan Keterampilan Digital: Penggunaan teknologi Web 2.0 dalam pembelajaran membantu peserta didik mengembangkan keterampilan digital yang penting di era digital saat ini.

Pemanfaatan teknologi Web 2.0 dalam pembelajaran dapat meningkatkan interaksi, kolaborasi, dan keterlibatan peserta didik, menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih dinamis dan responsif terhadap kebutuhan individual.

 

2.    Strategi pengintegrasian sumber belajar web 2.0 dalam pembelajaran

Integrasi sumber belajar Web 2.0 dalam pembelajaran memerlukan pendekatan strategis agar dapat dimanfaatkan secara efektif. Pendidik dapat menggunakan Model ASSURE yang telah dipelajari pada topik sebelumnya. ASSURE (Analyze, State, Select, Utilize, Require, Evaluate) adalah kerangka kerja desain instruksional yang membantu pendidik dalam merencanakan, mengembangkan, dan mengimplementasikan pembelajaran yang efektif dengan menggunakan teknologi. Berikut adalah langkah-langkah penerapan Model ASSURE dalam pembelajaran:

1. Analyze (Analisis):

Identifikasi Kebutuhan: Mengidentifikasi kebutuhan dan karakteristik peserta didik dengan memanfaatkan web 2.0 agar labih efektif dan efisien.

Analisis Tugas: Menganalisis tugas yang akan diajarkan dan mengidentifikasi aspek-aspek kritis yang perlu dipahami oleh peserta didik.

2. State Objectives (Tentukan Tujuan):

Menentukan tujuan pembelajaran secara spesifik, terukur, mencapai, relevan, dan terbatas waktu (SMART) dan sesuai ABCD. Memastikan bahwa tujuan tersebut sesuai dengan kebutuhan analisis yang telah dilakukan.

3. Select Methods, Media, and Materials (Pilih Metode, Media, dan Materi):

Memilih Metode Pengajaran: Memilih metode pengajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik peserta didik.

Memilih Media dan Materi: Memilih media dan materi yang mendukung tujuan pembelajaran. Pendidik harus cermat memilih teknologi web 2.0, seperti presentasi multimedia, video, atau simulasi.

4. Utilize Media and Materials (Manfaatkan Media dan Materi):

Menyiapkan dan menggunakan media serta materi yang telah dipilih. Memastikan bahwa teknologi dan sumber daya lainnya siap digunakan secara efektif dalam proses pembelajaran.

5. Require Learner Participation (Haruskan Partisipasi Peserta didik):

Memberikan tugas dan aktivitas yang mendorong partisipasi peserta didik. Pendidik memili beberapa opsi yaitu diskusi kelompok, proyek kolaboratif, atau tugas individu yang melibatkan penggunaan teknologi web 2.0.

6. Evaluate (Evaluasi):

Formatif Evaluation (Evaluasi Formatif): Melakukan evaluasi selama proses pembelajaran. Pendidik dapat melakukan kuis, diskusi dengan memanfaatkan platform mentimeter, atau memberikan feedback langsung kepada peserta didik.

Summative Evaluation (Evaluasi Sumatif): Evaluasi hasil akhir untuk menilai apakah tujuan pembelajaran telah tercapai. Sumatif dapat beruoa ujian, proyek, atau penugasan lainnya. Sumatif juga dapat menggunakan aplikasi exam browser, google form, scoology, dll.

Model ASSURE membantu pendidik merencanakan dan mengimplementasikan pembelajaran yang efektif dengan memastikan bahwa tujuan pembelajaran dicapai dan teknologi serta sumber daya lainnya digunakan secara optimal. Pendidik sebaiknya melakukan revisi pada desain instruksional berdasarkan umpan balik peserta didik dan hasil evaluasi untuk meningkatkan pembelajaran di masa mendatang.

 

3.    Pemanfaatan sosial media untuk pembelajaran

Memanfaatkan media sosial dalam pembelajaran dapat membuka berbagai peluang untuk meningkatkan keterlibatan peserta didik, memfasilitasi kolaborasi, dan memperluas ruang pembelajaran di luar kelas. Berikut adalah beberapa cara untuk memanfaatkan sosial media dalam pembelajaran:

1. Pembentukan Grup Pembelajaran:

Menggunakan platform sosial media seperti Telegram, WhatsApp, atau Discord untuk membentuk grup pembelajaran. Grup dapat menjadi tempat untuk berbagi sumber daya, bertanya pertanyaan, dan berdiskusi tentang topik pembelajaran.

2. Berbagi Sumber Belajar:

Membagikan artikel, video, infografis, atau sumber belajar lainnya melalui platform sosial media. Sehingga memungkinkan peserta didik untuk mengakses materi di luar jam pelajaran dan mempromosikan pembelajaran sepanjang hayat.

3. Diskusi dan Debat Online:

Menggunakan forum diskusi di media sosial untuk memfasilitasi diskusi dan debat tentang topik pembelajaran. Sehingga dapat meningkatkan keterlibatan peserta didik dan memungkinkan mereka untuk berpartisipasi secara aktif.

4. Pertanyaan dan Kuis

Membuat kuis atau pertanyaan singkat menggunakan fitur polling di platform sosial media. Sehingga dapat digunakan sebagai alat asesmen formatif dan membuat pembelajaran lebih interaktif.

5. Tantangan dan Proyek Kreatif:

Memberikan tantangan atau proyek kreatif kepada peserta didik dan meminta mereka membagikan hasilnya melalui media sosial. Sehingga tidak hanya meningkatkan kreativitas tetapi juga membangun komunitas pembelajaran.

6. Live Sessions dan Webinar:

Menggunakan fitur live streaming di platform sosial media untuk menyelenggarakan sesi langsung atau webinar. Pendidik dapat memberikan penjelasan dan menjawab pertanyaan dari peserta didik.

7. Umpan Balik Peer-to-Peer:

Mendorong peserta didik untuk memberikan umpan balik satu sama lain melalui komentar atau pesan pribadi di platform sosial media. Sehingga dapat membantu mereka memahami sudut pandang lain dan meningkatkan pemahaman mereka.

8. Berbagi Pengalaman Lapangan:

Menggunakan fitur cerita di platform seperti Instagram untuk berbagi pengalaman lapangan atau kegiatan ekstrakurikuler. Sehingga dapat membuka jendela ke dunia nyata dan memperkaya pembelajaran.

9. Buat Hashtag Khusus:

Membuat hashtag khusus untuk kelas atau topik pembelajaran tertentu. Sehingga memungkinkan peserta didik dan pendidik untuk melacak dan berbagi konten terkait dengan pembelajaran.

10. Etika dan Keselamatan Digital:

Mengajarkan peserta didik tentang etika dan keselamatan digital. Mendorong peserta didik untuk berkomunikasi dengan sopan di media sosial dan mengenali batasan-batasan privasi.

11. Komunikasi dengan Orang Tua:

Menggunakan media sosial untuk berkomunikasi dengan orang tua. Membagikan informasi tentang kurikulum, proyek-proyek kelas, atau pencapaian peserta didik. Sehingga dapat memperkuat keterlibatan orang tua dalam proses pembelajaran.

Penting untuk dicatat bahwa menggunakan media sosial dalam konteks pendidikan harus memperhatikan kebijakan sekolah dan privasi peserta didik. Selalu memprioritaskan keamanan dan etika dalam menggunakan media sosial dalam konteks pendidikan.


Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "PPG Prajabatan Teknologi Baru dalam Pengajaran dan Pembelajaran Topik 5 Ruang Kolaborasi - Perangkat Web dalam Pembelajaran"

Post a Comment