Search This Blog

PPG Prajabatan PPKS Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual Menerapkan Filosofi Pendidikan Indonesia Ke Dalam Keseharian

 

Instruksi

Setelah memahami Filosofi pendidikan di Indonesia, luangkan waktu sejenak untuk membaca dan menanggapi beberapa skenario berikut guna menerapkan pengetahuan.

Soal 1

andi-1.png

Andi adalah seorang mahasiswa yang ditunjuk oleh teman-temannya untuk memimpin sebuah kerja kelompok. Ia mengamati teman-teman mahasiswanya yang laki-laki cenderung mendominasi diskusi pada setiap pertemuan kerja kelompok, sementara teman-teman mahasiswa perempuan mengerjakan presentasi di setiap akhir pertemuan sesuai dengan hasil diskusi. Apa yang dapat dilakukan Andi untuk membuat proses pengerjaan tugas kelompoknya menjadi lebih demokratis dan berkeadilan?

Benar!
  
  
  

Filosofi pendidikan yang dicetuskan Ki Hajar Dewantara menyebutkan bahwa untuk mewujudkan pendidikan yang memberdayakan, dibutuhkan kerja sama  semua pihak. Begitu pun  sesama mahasiswa hendaknya saling mendukung satu sama lain. Saling mendukung dapat diwujudkan dengan saling menghargai dan menghormati, serta tidak mendominasi dan mendiskriminasi dalam konteks pendidikan ataupun bermasyarakat. Budaya akademik juga mengatur seluruh civitas academica melaksanakan kaidah moral, kesusilaan, kejujuran, kebenaran, dan keilmuan, serta disiplin dalam melaksanakan tugas, wewenang, dan kewajibannya. Sikap Andi yang berinisiatif untuk mendiskusikan permasalahan dan menanyakan pendapat setiap anggota kelompoknya adalah contoh peran mahasiswa dalam memberdayakan satu sama lain.

 
Soal 2

aida.png

Aida adalah dosen pembimbing akademik Tina, seorang mahasiswa tuli. Suatu hari, Tina mengadukan perbuatan salah satu dosen ke Aida karena dosen tersebut sering memberi komentar tentang tubuh atau penampilan Tina di hadapan mahasiswa lain di dalam kelas. Dosen tersebut kebetulan adalah rekan kerja yang sering berkolaborasi dengan Aida untuk publikasi karya ilmiah. Apa yang dapat dilakukan Aida untuk menangani masalah tersebut?

  
Benar!
  
  

Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional mengatur prinsip penyelenggaraan pendidikan yang meliputi 1) demokratis dan berkeadilan; 2) inklusif dan tidak diskriminatif; serta 3) menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa. Perbuatan Aida mencerminkan langkah yang demokratis dan berkeadilan karena ia mengutamakan kondisi psikologis dan kebutuhan Tina sebagai korban dari tindakan yang diskriminatif, atau tidak mengambil tindakan sendiri tanpa sepengetahuan Tina. Sementara itu, perbuatan dosen yang mengomentari tubuh atau penampilan Tina di hadapan mahasiswa lain di dalam kelas merupakan pelanggaran atas prinsip penyelenggaraan pendidikan (demokratis dan berkeadilan, tidak diskriminatif, menjunjung tinggi HAM, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa). Perilaku tersebut membuat Tina merasa tidak nyaman saat berada di lingkungan pendidikan dan tidak mencerminkan nilai budaya Indonesia untuk menjunjung tinggi akhlak mulia dan saling menghargai sesama.

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "PPG Prajabatan PPKS Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual Menerapkan Filosofi Pendidikan Indonesia Ke Dalam Keseharian"

Post a Comment