Search This Blog

Ruang Lingkup Ulumul Quran





Pengertian Ulumul Quran

Kata Ulumul Qur’an berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari dua kata, yaitu “Ulum” dan “Al-Qur’an”. Kata ulum adalah bentuk jamak dari kata “ilmu” yang berarti ilmu-ilmu. Kata ulum yang disandarkan pada kata Al-Qur’an telah memberikan pengertian bahwa ilmu ini merupakan kumpulan sejumlah ilmu yang berhubungan dengan Al-Qur’an, baik dari segi keberadaanya sebagai Al-Qur’an maupun dari segi pemahaman terhadap petunjuk yang terkandung di dalamnya.

Pengertian Menurut Para Ahli

1. Menurut Manna ‘Al-Qaththan

“Ilmu yang mencangkup pembahasan – pembahasan yang berkaitan dengan Al-Qur’an dari sisi informasi tentang asbab an-nuzul (sebab-sebab turunnya Al-Qur’an), kodifikasi dan tertib penulisan Al-Qur’an, ayat-ayat yang diturunkan di mekkah dan ayat-ayat yang diturunkan di madinah, dan hal-hal yang lain yang berkaitan dengan Al-Qur’an.”

2. Menurut Az-Zarqani

“beberapa pembahasan yang berkaitan dengan Al-Qur’an, dari sisi turun, urutan penulisan, kodifikasi, cara membaca, kemukjizatan, nasikh, munsukh, dan penolakan hal-hal yang bisa menimbulkan keraguan terhadapnya, serta hal-hal lain.”

3. Menurut Abu Syahbah

“sebuah ilmu yang memiliki banyak objek pembahasan yang berhubungan dengan Al-Qur’an, mulai proses penurunan, urutan penulisan, penulisan, kodifikasi, cara membaca, penafsiran, kemukjizatan, nasikh-mansukh, muhkan-mutasyabih, sampai pembahasan-pembahasan lain.”

Ruang Lingkup Pembahasan Ulumul Quran

Berkenan dengan persoalan ini, M. Hasbi Ash-Shiddieqy berpendapat bahwa ruang lingkup pembahasan Ulumul Qur’an terdiri atas enam hal pokok berikut ini :

a. Persoalan turunnya Al-Qur’an (Nuzul Al-Qur’an)

1. Waktu dan tempat turunnyaAl-Qur’an
2. Sebab-sebab turunnya Al-Qur’an
3. Sejarah turunnya Al-Qur’an

b. Persoalan Sanad (Rangkaian para Periwayat)

1. Riwayat mutawatir
2. Riwayat ahad
3. Riwayad syadz
4. Macam-macam qira’at Nabi
5. Para perawi dan penghafal Al-Qur’an
6. Cara-cara penyebaran riwayat

c. Persoalan Qira’at (Cara pembacaan Al-Qur’an)

1. Cara berhenti (waqaf)
2. Cara memulai (ibtida’)
3. Imalah
4. Bacaan yang dipanjangkan (madd)
5. Meringankan bacaan hamzah
6. Memasukkan bunyi huruf yang sukun kepasa bunyi sesudahnya (idgam)

d. Persoalan kata-kata Al-Qur’ an

1. Kata-kata Al-Qur’an yang asing (gharib)
2. Kata-kata Al-Qur’an yang berubah-rubah harakat akhirnya (mu’rab)
3. Kata-kata Al-Qur’an yang mempunyai makna serupa (hononim)
4. Padanan kata-kata Al-Qur’an (sinonim)
5. Isti’arah
6. Penyerupaan (tasybih)

e. Persoalan makna-makna Al-Qur’an yang berkaitan dengan hukum

1. Makna umum yang tetap pada keumumannya
2. Makna umum yang dimaksudkan makna khusus
3. Makna umum yang maknanya dikhususkkan sunnah
4. Nash
5. Makna lahir
6. Makna global
7. Makna yang diperinci
8. Makna yang ditunjukkan oleh konteks pembicaraan
9. Nash yang petunjuknya tidak melahirkan keraguan
10. Nash yang muskil ditafsirkan karena terdapat kesamaran di dalamnya
11. Nash yang maknanya tersembunyi karena suatu sebab yang terdapat pada kata itu sendiri
12. Ayat yang “menghapus” dan “dihapus” (nasikh-mansukh)
13. Yang didahulukan (muqaddam)
14. Yang diakhirkan (mu’akhakhar)

f. Persoalan makna Al-Qur’an yang berpautan dengan kata-kata Al-Qur’an

1. Berpisah
2. Bersambung
3. Uraian singkat
4. Uraian seimbang
5. Pendek

Cabang cabang pokok pembahasan ulumul quran

a. Ilmu Mawathin al-Nuzul

Ilmu ini menerangkan tempat-tempat turun ayat, masanya, awalnya, dan akhirnya.

b. Ilmu tawarikh al-Nuzul

Ilmu ini menjelaskan masa turun ayat dan urutan turunnya satu persatu, dari permulaan sampai akhirnya serta urutan turun surah dengan sempurna.

c. Ilmu Asbab al-Nuzul

Ilmu ini menjelaskan sebab-sebab turunnya ayat.

d. Ilmu Qiraat

Ilmu ini menerangkan bentuk-bentuk bacaan Al-Qur’an yang telah diterima dari Rasul SAW. Ada sepuluh Qiraat yang sah dan beberapa macam pula yang tidak sah.

e. Ilmu Tajwid

Ilmu ini menerangkan cara membaca Al-Qur’an dengan baik. Ilmu ini menerangkan di mana tempat memulai, berhenti, bacaan panjang dan pendek, dan sebagainya.

f. Ilmu Gharib Al-Qur’an

Ilmu ini menerangkan makna kata-kata yang ganjil dan tidak terdapat dalam kamus-kamus bahasa Arab yang biasa atau tidak terdapat dalam percakapan sehari-hari. Ilmu ini berarti menjelskan makna kata-kata yang pelik dan tinggi.

g. Ilmu I’rab Al-Qur’an

Ilmu ini menerangkan baris kata-kata Al-Qur’an dan kedudukannya dalam susunan kalimat.

h. Ilmu Wujuh wa al-Nazair

Ilmu ini menerangkan kata-kata Al-Qur’an yang mengandung banyak arti dan menerangkan makna yang dimaksud pada tempat tertentu.

i. Ilmu Ma’rifah al-Muhkam wa al-Mutasyabih

Ilmu ini menjelaskan ayat-ayat yang dipandang muhkam (jelas maknanya) dan yang mutasyabihat (samar maknanya, perlu ditakwil).

j. Ilmu Nasikh wa al-Mansukh

Ilmu ini menerangkan ayat-ayat yang dianggap mansukh (yang dihapuskan) oleh sebagian mufassir.

k. Ilmu Badai’ Al-Qur’an

Ilmu ini bertujuan menampilkan keindahan-keindahan Al-Qur’an dari sudut kesusastraan, keanehan-keanehan, dan ketinggian balaghahnya.

l. Ilmu I’jaz Al-Qur’an

Ilmu ini menerangkan kekuatan susunan dan kandungan ayat-ayat Al-Qur’an sehingga dapat membungkam para sastrawan Arab.

m. Ilmu Tanasub Ayat Al-Qur’an

Ilmu ini menerangkan persesuaian dan keserasian antara suatu ayat dan ayat yang didepan dan yang dibelakangnya.

n. Ilmu Aqsam Al-Qur’an

Ilmu ini menerangkan arti dan maksud-maksud sumpah Tuhan yang terdapat dalam Al-Qur’an.

o. Ilmu Amtsal Al-Qur’an

Ilmu ini menerangkan maskud perumpamaan-perumpamaan yang dikemukan Al-Qur’an.

p. Ilmu Jidal Al-Qur’an

Ilmu ini membahas bentuk-bentuk dan cara-cara debat dan bantahan Al-Qur’an yang dihadapkan kepada kamu Musyrik yang tidak bersedia menerima kebenaran dari Tuhan.

q. Ilmu Adab Tilawah Al-Qur’an

Ilmu ini memaparkan tata-cara dan kesopanan yang harus diikuti ketika membaca Al-Qur’an.

Perkembangan Ulumul Quran


Tentang masa penyusunan ilmu-ilmu agama yang dimulai sejak permulaan abad II H. para ulama memberikan prioritas atas penyusunan tafsir sebab tafsir merupakan induk ‘Ulumul Al-Qur’an. Di antara ulama abad II H. yang menyusun tafsir adalah:
a. Syu’bah Al-Hjjaj (w. 160 H.)
b. Sufyan bin ‘Uyainah (w. 198 H.)
c. Sufyan Ats-Tsauri (w. 161 H.)
d. Waqi’ bin Al-jarrh (128-197 H.)
e. Muqatil bin Sulaiman (w. 150 H.)
f. Ibnu Jarir Ath-Thabari (w. 310 H.)

Perkembangan ‘Ulumul Al-Qur’an Abad III H.

Pada abad III H. selain tafsir dan ilmu tafsir, para ulama mulai menyusun pula beberapa ilmu Al-Qur’an (‘Ulumul Al-Qur’an), di antaranya:

  1. ‘Ali bin al-MAdini (w. 234 H.), gurunya Imam Al-Bukhari, yang menyusun Ilmu Asbab An-Nuzul
  2. Abu ubaid al-qasimi bin salam (w. 224 H.) yang menyusun Ilmu Nasikh Wa Al-Mansukh, Ilmu Qira’at, dan Fadha’il Al-Qur’an
  3. Muhammad bin ayyub adh-durraits (w. 294 H.) yang menyusun Ilmu Makki wa Al-Madani
  4. Muhammad bin Khalaf Al-Marzuban (w. 309 H.) yang menyusun kitab Al-Hawi Fi’ ‘Ulum Al-Qur’an

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Ruang Lingkup Ulumul Quran"

Post a Comment