kesulitan mengerjakan tugas? saya siap membantu, silahkan wa 082257518802

Teori Belajar Freudhental dan Treffers | RME | PMRI |





Teori Belajar Freudhental dan Treffers | RME | PMRI |
RME Realistic Mathematics Education adalah teori pembelajaran yang berasal dari Belanda dan dikembangkan hanya untuk pelajaran matematika. Mulai dikembangkan di Freudenthal Institute, Utrecht University pada tahun 1970an. Beberapa tokohnya adalah Hans Freudenthal dan Ardi Treffers. RME muncul karena ada proyek Wiskobas (matematika di sekolah dasar) tahun 1968 yang diprakarsai oleh Edu Wijdeveld dan Fred Goffree, baru kemudian Ardi Treffers bergabung. Ketiga tokoh inilah yang pertamakali mengembangkan RME di Belanda.
Pada saat itu sedang hangatnya matematika modern menyebar ke seluruh dunia, Belanda yang sebelumnya menggunakan pendekatan matematika mekanistik berusaha tidak terpengaruh dan akhirnya menggunakan pendekatan realistic atau RME. Di Institut IOWO Hans Freugenthal mengembangkan RME di proyek Wiskobas pada tahun 1971 dan proyek Wiskovan pada tahun 1973. Wiskovon adalah proyek yang hamper sama dengan wWiskobas hanya saja jenjangnya berbeda yaitu sekolah menengah.
Karena IOWO dipimpin Hans Freudenthal sehingga diubah menjadi Freudenthal Institute. Namun seperti sebelumnya Freudnthal Institue tetap dibawah pengawasan Utrecht University. Gagasan-gagasan Hans Freudenthal-lah yang banyak mewarnai teori RME. Diantaranya adalah matematika itu harusnya dikenalkan sebagai pengetahuan yang bermakna kepada siswa karena matematika itu merupakan aktifitas manusia. Matematika bukan dipelajari sebagai sistem yang tertutup, namun harus dipelajari sebagai aktivitas mematisasi relitas dan mematisasi matematika itu sendiri.
Hans Freudenthal menyempurnakan gagasan RME yang tlah dibuat Ardi Treffers. Dalam matematisasi horizontal, siswa mentransformasi masalah menjadi bentuk model matematika. Sedangkan dalam matematika vertical, siswa mereorganisasi model hingga menemukan penyelesaian dari suatu masalah.
Kata realistic pada RME berasal dari Bahasa Belanda yaitu zichrealiseren yang berarti untuk dibayangkan. Dalam hal ini realistic dalam RME berarti tiga hal yaitu : sesuatu yang nyata dalam kehidupan, matematika formal dalam dunia matematika, khayalan tapi dapat dibayangkan. Asalakan dapat dibayangkan siswa berarti hal tersebut sudah termasuk dalam RME.
RME di Indonesia da yang menyebut PMR atau PMRI yaitu Pendidikan Matematika Realistik Indonesia. Prinsip RME sendiri ada enam, namun sebenarnya dulu sempat ada lima namun disempurnakan sendiri oleh Ardi Treffers menjadi enam seperti sekarang. Prinsipnya adalah prinsip aktifitas (activity principle), prinsip realitas (reality principle), prinsip tingkatan (level principle), prinsip keterkaitan (intertwinement principle), prinsip interaktifitas (interactivity principle), dan terakhir prinsip bimbingan (guidance principle).
Prinsip aktifitas (activity principle), siswa dipandang sebagai subjek dalam proses pembelajaran bukan sebagi objek. Sehingga siswa terlibat secara langsung dalam menyelesaikan masalah matematika.
Prinsip realitas (reality principle), dalam proses pembelajaran dimulai dari mengajak siswa mengamati atau membayangkan situasi yang berhubungan dengan materi yang akan dibahas, bukan malah menjelaskan teori kemudian contoh soal dan latihan soal. Melalui proses seperti ini diharapkan siswa dapat membuat sendiri konsep matematikanya sehingga akan menjadi longterm memory dan menunjukkan pada siswa bahwa belajar matematika dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Prinsip tingkatan (level principle), siswa memahami matematika melewati di tahapan pemahaman yaitu matematika informal, semi formal , dan terakhir matematika formal. Namun dalam setiap perpindahan pemahaman dari tingkatan satu ke tingkatang yang lainnya diperlukan suatu model matematika.
Teori Belajar Freudhental dan Treffers | RME | PMRI |
Prinsip keterkaitan (intertwinement principle), guru memberikan masalah yang kompleks kepada siswa sehingga materi yang dipelajari sebelumnya tidak dilupakan oleh siswa, karena maasih ada kaitannya dengan materi yang dipelajari pada saat itu.
Prinsip interaktifitas (interactivity principle) terjadi ketika guru memberikan suatu masalah, siswa diharapkan aktif berdiskusi dengan teman-temannya, baik dalam bentuk tim ataupun individu. Sehingga siswa dapat saling bertukar pendapat dengan teman dan guru dan pada akhirnya siswa mendapat pemahaman dari berbagai macam sudut pandang.
Prinsip bimbingan (guidance principle), dalam hal ini guru sangat berperan penting untuk memastikan bahwa siswa-siswanya melewati tahapan pemahaman dengan baik.
RME pernah disalah artikan di Indonesia, para pengajar mengira RME hanya bisa dipakai untuk tingkat SD dan SMP. Hal ini dikarenakan mereka mengartikan kata realistic hanya kepada pengertian yang pertama yaitu kejadian nyata di kehidupan sehari-hari,sedangkan masih ada 2 pengrtian lagi mengenai realistic. Sehingga para guru pernah enggan untuk menggunakan metode RME saat mengajar.
Contoh penerapan sederhana gaya belajar RME pada materi kelas delapan SMP yaitu Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Pertama guru menceritakan pengalaman berbelanjanya di sebuah toko dengan membeli 2 jenis barang yang berbeda kemudian membandingkannya dengan oranng lain yang berbelanja dengan jenis barang yang sama dan di toko yang sama, namun jumlah barang yang di beli berbeda. Guru dan orang tersebut membayar dengan jumlah uamg yang sama, namun ternyata sang penjual memberi kembalian kepada guru. Dan si penjual hanya melabeli atau memberi tempelan harga pada salah satu barang yang terbeli. Kemudian guru meminta siswa untuk mencari tahu berapa harga barang yang belum di labeli. Kemudian siswa berdiskusi untuk mencoba menyelesaikan dengan cara yang informal. Setelah ada siswa yang menemukan jawabannya, kemudian guru menerapkan pembelajaran horizontal yaitu mentransformasikan situasi realistic ke dalam model matematika. Guru memisalkan dua jenis barang yang dibeli dengan dua variable yang berbeda. Kemudian mengikuti alur pengerjaan salah satu siswa yang sudah menemukan jawaban. Dan akhirnya jika memang jawaban siswa tersebut benar maka jawabn guru dengan siswa akan sama. Disini tahapan yang ditempuh sudah mencapai semiformal. Kemudian guru menjelaskan cara yang formal yaitu substitusi, eliminasi, dan gabuungan terlepas dari cara inforamal dan formal. Sehingga setelah proses pembelajaran berakhir siswa tidak merasa sia-sia belajar matematika, karena ternyata matematika itu ada di sekitar kita.
Kesimpulan
Actually, theory of experiental learning style of David A Kolb and theory of RME learning style of Adri Treffers-Hans Freudenthal have equality. That is position of the student is going to be a subjec not an object during the lesson begin. Student must active during the learn process. If any passive student, I can certain that student don’t get nothing during the learn process. Student should build his comprehension to finish the problem. After the teacher repair the wrong comprehension that student have to the truth comprehension. These theories can implement to all of chapter in mathematic lesson, because student can imagine all of the problem in mathematic lesson.
The superiority of these theories is the student have a good comprehension. With perfect comprehension student will easy to finish the kind of mathematic problem. If we learn mathematic, start from the problem around our daily life, student will be happy during the lesson. Because student think that mathematic is not useless, but more powerfull than the other lesson.
The weakness of these theories is indifferent to the student that have ability lower than average student. Because that student need more time to build his comprehension. So usually this student be left out in the lesson. Same like that, the smart student have already study, so they have good comprehension. In the final, they are feel very boring and longwinded
Sumber
Prosiding seminar nasional matematika dan Pendidikan matematika di UIN Raden Intan Lampung jurnal yang berjudul Peran Teknologi Dalam Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Matematika Realistik karya Al-Jupri
Jurnal yang berjudul Konstruksi Tes Gaya Belajar Berdasarkan Teori Belajar Eksperiensial David A Kolb karya Ari Pratiwi, Ika Widyarini, Cleoputri Al Yusainy Sukaesi Marianti, Intan Rahmawati
Jurnal yang berjudul Pendidikan Matematika Realistic Sejarah, Teori, dan Implementasinya karya Al Jupri
Prosiding Biosfer Jurnal Pendidikan Biologi jurnal yang berjudul Pengaruh Gaya Belajar David Kolb Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pencemaran Lingkungan.
Teori Belajar Freudhental dan Treffers | RME | PMRI |

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Teori Belajar Freudhental dan Treffers | RME | PMRI |"

Post a Comment