Cina itu dagang beneran. Mereka jual barang, tapi juga beli dari negara mitra. Bahkan sampai bangunin infrastruktur di negara itu—iya sih, tujuannya buat permudah barang mereka masuk, tapi kan efeknya negara mitra ikut maju infrastrukturnya. Jadi hubungan dagangnya saling menguntungkan. Dan yang lebih penting, Cina gak ikut campur urusan politik dalam negeri negara mitranya. Gak ada embel-embel pengaruh politik atau militer. Murni dagang.
Berbeda dengan barat, kayak Eropa dan Amerika. Mereka awalnya dagang, ujungnya pengen kuasai pemerintahan, pakai kekerasan, militer, bahkan senjata. Lah Amerika sendiri kan salah satu pemasok senjata terbesar di dunia. Jadi ya harus ada konflik biar senjatanya laku. Mereka gak bisa hidup damai terlalu lama, karena senjatanya gak laku kalau dunia adem ayem. Maka dari itu, konflik itu semacam kebutuhan ekonomi bagi mereka.
Makanya ketegangan yang terjadi di Taiwan sekarang tuh bisa jadi pemicu Perang Dunia ke-3. Karena Taiwan adalah titik paling sensitif bagi Cina—ibaratnya harga diri dan integritas nasional mereka. Kalau Amerika ikut campur di situ, Cina gak akan tinggal diam. Dan perang yang bakal terjadi bukan cuma soal senjata, tapi juga teknologi, ekonomi, jaringan dagang, dan pengaruh global.
Ini semua jadi cermin buat kita sebagai bangsa juga. Kita harus cerdas membaca peta dunia. Jangan jadi pion di papan catur geopolitik global. Kita harus bisa berdiri di tengah, berdaulat, punya arah sendiri, dan mandiri dalam segala hal—terutama soal pangan, teknologi, dan energi.
Jadi jangan remehkan konflik dagang. Bisa jadi dari sinilah arah dunia berubah.
Belum ada tanggapan untuk "dagang atau perang?"
Post a Comment