les privat SMP SMA mtk ipa fisika kimia biologi tes/kuliah PPG prajabatan tes PPPK 082257518802

Dilema ChatGPT dan Dunia Pendidikan: Saatnya Kita Ikut Bergerak, Bukan Menghindar

Saya seorang guru. Dan jujur, saya termasuk yang pro dengan pemanfaatan AI, termasuk ChatGPT, dalam dunia pendidikan. Saya justru heran dengan beberapa pihak yang ingin melarang siswa atau mahasiswa menggunakan AI. Menurut saya itu keliru. AI itu bukan musuh, tapi alat. Dan seperti semua alat, yang terpenting adalah bagaimana cara menggunakannya. Jadi yang perlu dilakukan bukan pelarangan, tapi edukasi.

Ajarkan siswa cara menggunakan AI dengan baik, benar, dan bijak. Ajarkan etika pemakaian, tunjukkan batasnya, dan jadikan AI sebagai teman belajar, bukan jalan pintas. Kita ini hidup di zaman yang sudah berubah drastis. Kalau kita memaksakan metode lama untuk zaman baru, ya akan tertinggal.

Lalu muncul pertanyaan: Lah, kalau begitu gimana asesmennya? Nanti semua jawaban pakai AI dong!

Jawabannya: Ya gurunya juga harus belajar dong. Guru harus bisa mengenali ciri khas jawaban yang dibuat AI. Guru dan dosen juga harus paham tools AI supaya bisa menyusun kebijakan atau regulasi dalam pembelajaran: sampai batas mana penggunaan AI dibolehkan, dan di mana harus murni dari siswa.

Dan satu lagi, guru harus makin kreatif. Jangan kasih tugas yang gampang di-copy paste dari ChatGPT. Buat tugas yang menantang, berbasis konteks lokal, pengalaman pribadi, observasi, dan refleksi. Saya yakin, secanggih apapun AI, tetap punya keterbatasan. Dan di situ lah manusia tetap unggul—kreativitas, empati, dan pemahaman konteks.

Jadi bukan AI yang mengancam pendidikan, tapi justru guru yang tidak mau belajar dan berubah.


Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Dilema ChatGPT dan Dunia Pendidikan: Saatnya Kita Ikut Bergerak, Bukan Menghindar"

Post a Comment