Aku lupa habis nonton YouTube-nya siapa, tapi ada satu pesan yang cukup nempel di kepalaku sampai sekarang: kayaknya Indonesia itu bakal lebih menarik kalau lebih condong kerja sama dengan Cina daripada Amerika.
Kenapa? Karena kalau lihat dari sejarah, Cina itu nggak pernah menjajah. Hubungan mereka sama Indonesia dari dulu tuh ya cuma sebatas dagang. Saling butuh, saling menguntungkan. Nggak kayak negara-negara Eropa yang awalnya juga datang untuk dagang, tapi ujung-ujungnya malah pengen menguasai pemerintahan dan menjajah.
Cina nggak gitu. Mereka datang untuk berdagang, titik. Bahkan sekarang pun, kerja sama kita dengan Cina lebih banyak ke arah pembangunan infrastruktur. Memang tujuannya supaya barang-barang mereka bisa lebih gampang masuk ke Indonesia. Tapi ya dari situ kita juga diuntungkan—jalan tol dibangun, pelabuhan diperbaiki, kereta cepat akhirnya ada. Jadi nggak sepenuhnya mereka doang yang untung.
Dan yang bikin aku makin tertarik: Cina itu nggak cuma dagang barang jadi. Mereka juga dagang mesin—alat-alat produksi. Artinya, kita bisa belajar, bisa produksi sendiri. Transfer knowledge-nya itu ada. Kita bisa bikin barang di dalam negeri dari alat yang mereka jual.
Beda sama Amerika yang lebih sering jualan barang jadi—jadi kita lebih banyak jadi pasar daripada jadi produsen.
Dari situ aku mulai mikir: kayaknya menarik juga kalau bisa bahasa Cina. Jujur aja, aku mulai tertarik buat belajar bahasa mereka. Bukan cuma karena bisnis, tapi juga karena aku merasa banyak peluang ke depan yang akan lebih terbuka kalau kita paham budaya dan bahasa mereka.
Jadi ya, mungkin ini semacam intuisi juga. Tapi sepertinya belajar bahasa Cina bukan cuma akan jadi skill, tapi juga bisa jadi kunci buat masa depan.
Belum ada tanggapan untuk "Kenapa Aku Mulai Tertarik dengan Cina (Dan Pingin Belajar Bahasanya)"
Post a Comment