Buatku, peluang itu nggak datang dua kali. Kalau LPDP masih bisa aku daftar dua kali setahun, beda sama PPPK. Belum tentu tiap tahun buka, dan kalaupun buka belum tentu ada formasi yang cocok atau sepi peminat. Jadi waktu kemarin buka, aku benar-benar nggak mau nyia-nyiain kesempatan.
Sebenernya sih, kalau boleh jujur, aku pingin banget milih formasi Matematika dan yang dekat-dekat rumah aja, di Jawa Timur atau minimal masih di pulau Jawa. Tapi begitu buka webnya, aku langsung sadar: peminatnya buanyak banget! Kayak lomba rebutan kursi—formasinya sedikit, yang daftar bisa berkali lipat.
Waktu itu aku mulai cari yang sepi peminat. Awalnya lirik Bali—eh ternyata rame juga. Kemudian cari tahu lebih dalam, ternyata kita bisa pilih ikut formasi kabupaten/kota atau ikut provinsi. Nah, yang provinsi ini lebih “nggak pasti” karena kita nggak tahu bakal ditempatkan di kabupaten/kota mana. Tapi karena ketidakpastian itu, jumlah pendaftarnya juga lebih sedikit. Jadi peluangnya lebih besar.
Aku akhirnya berani pilih Kalimantan Timur. Kenapa? Salah satunya karena di sana ada IKN, jadi kayaknya akan jadi pusat pembangunan ke depan. Walaupun, kalau dibanding Sulawesi Selatan, sebenernya Sulsel lebih nyaman—udah ada kereta api, listrik udah masuk semua daerah. Sedangkan di Kaltim masih ada wilayah yang belum ada listrik, belum ada transportasi umum yang baik. Tapi ya itu tadi, demi peluang lulus, aku pilih Kaltim.
Awalnya juga niatnya daftar Matematika, tapi seminggu sebelum penutupan pendaftaran, formasi Matematika di Kaltim juga mulai penuh. Akhirnya aku geser ke TIK. Untungnya, aku masih bisa daftar karena jurusan S1-ku masih linier.
Dan bener aja, pas penutupan, formasi Matematika Kaltim itu yang daftar udah lebih banyak dari kuotanya. Tapi formasi TIK Kaltim? Yang daftar nggak sampai setengah dari kuotanya. Bahagia banget rasanya. Aku merasa udah ngambil keputusan yang tepat. Bukan asal pilih, tapi strategi.
Karena di PPPK ini nggak ada passing grade. Kelulusan ditentukan murni dari peringkat nilai. Artinya, kalau yang daftar lebih sedikit dari kuota, ya nilai berapa pun bisa lulus. Tapi aku nggak mau terlalu ceroboh dan leha-leha karena itu. Aku tetap belajar, bahkan bayar pelatihan dan ikut try out demi bisa dapet nilai yang maksimal.
Karena aku percaya, usaha yang serius nggak akan mengkhianati hasil. Semoga aja nanti bisa lulus. Aamiin.
Belum ada tanggapan untuk "Kenapa Aku Memilih PPPK Kaltim Formasi Guru TIK"
Post a Comment