Aku sering heran sendiri, kenapa banyak teman seumuranku — yang juga masih 20-an — begitu enggan mengambil risiko. Padahal, kalaupun gagal di usia segini, harusnya masih gak apa-apa. Justru di usia muda ini kan memang waktunya mencoba, jatuh, belajar, lalu bangkit lagi. Tapi kenyataannya, banyak yang takut untuk ditempatkan di pelosok saat mendaftar jadi ASN.
Yang aku maksud pelosok di sini bukan berarti tidak ada harapan. Justru, gaji ASN di daerah pelosok itu lebih besar. Biaya hidupnya juga jauh lebih murah daripada di kota. Artinya, kamu bisa menabung lebih banyak, bisa membangun kehidupanmu dari nol dengan tenang. Iya, mungkin nggak ada mall, bioskop, atau cafe hits — tapi bukankah itu juga berarti kamu punya lebih sedikit distraksi untuk fokus membangun masa depan?
Menurutku ini tentang high risk, high return. Dan momentum itu ada sekarang. Siapa tahu tahun depan sudah tidak semudah ini lolos PPPK guru. Bisa jadi seleksinya lebih ketat, formasinya makin sedikit, atau aturannya berubah total. Kebijakan PPG Prajabatan ini adalah kesempatan besar yang mungkin hanya datang sekali. Tapi entah kenapa, banyak yang justru lebih memilih aman — meski nyatanya malah terjebak di kondisi "hidup segan mati tak mau."
Kadang, yang membedakan masa depan bukanlah siapa yang paling pintar, tapi siapa yang paling berani mengambil langkah saat pintu terbuka.
Belum ada tanggapan untuk " Kenapa Mereka Takut Ambil Risiko?"
Post a Comment