kesulitan mengerjakan tugas? saya siap membantu, silahkan wa 082257518802

Pendidikan Karakter di Indonesia





Pendidikan Karakter

Pendidikan Karakter di Indonesia
Pendidikan karakter siswa tidak hanya tanggung jawab guru di sekolah tetapi juga tanggung jawab orangtua, karena waktu yang dimiliki siswa jika di akumulasi akan lebih banyak watu saat berada di rumah yang artinya peran orangtua juga berperan dalam Pendidikan karakter siswa. Tetapi jika siswa sedang berada di sekolah menjadi tanggung jawab guru untuk mendidik siswa agar memiliki karakter yang baik dan waktu-waktu inilah yang harusnya dioptimalkan. Yang dimaksud karakter yang harus dimiliki siswa dalam hal ini adalah keberanian, kejujuran, rasa hormat kepada orang lain, disiplin.
Menurut kamus bahasa Indonesia, karakter diartikan sebuah tabiat, watak, sifat–sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari orang lain. Pendidikan karakter yang diterapkan di sekolah sebenarnya bukan hanya guru yang berperan, tetapi seluruh komponen yang ada di sekolah tersebut harus mendukung bukan malah berkebalikan dengan konsep Pendidikan karakter. Komponen yang dimaksud adalah kurikulum, manajemen sekolah, pengadaan sarana dan prasarana, etos kerja warga yang ada di sekolah tersebut, dan tentunya proses pembelajaran dan penilaian yang dilakukan seorang guru.
Sehingga Pendidikan karakter wajib dilakukan dalam setiap kegiatan belajar mengajar di dalam kelas di seluruh mata pelajaran baik itu eksak, seni, Bahasa, bahkan olahraga. Karena di setiap mata pelajaran pasti ada nilai-nilai karakter yang dapat ditanamkan kepada siswa meskipun hanya sedikit, meskipun nilai karakter tersebut tidak dijelaskan secara gamblang dalam materi yang sedang dipelajari, yaitu ada nilai karakter tersirat di dalam materi pelajaran yang sedang dipelajari. Dan yang paling penting adalah dengan mengaitkan nilai karakter tersebut ke dalam kehidupan sehari-hari terutama yang dialami oleh siswa. Contohnya dalam mata pelajaran matematika SMP terdapat materi persamaan linear dua variable atau yang biasanya disingkat dengan spldv, biasanya soal yang disajikan berupa uraian yang menceritakan seseorang sedang membeli barang, nilai karakter yang dapat disampaikan pada materi ini adalah jika membeli barang harus jujur, tidak boleh mencuri, membeli barang seperlunya, tidak boleh berlebih-lebihan, dan ketika membayar harus antri ditempat yang telah disediakan, tidak boleh menyerobot antrian sekalipun itu terburu-buru, jika memang terpaksa silahkan ijin terlebih dahulu kepada orang yang bersangkutan, dan jika diperbolehkan jangan lupa mengucapkan terimakasih. Contoh tersebut bukan hanya sekedar teori tetapi kegiatan yang dilakukan sehari-sehari sehingga harapannya siswa dapat menerapkan nya dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan Karakter di Indonesia
Tujuan dari Pendidikan karakter sendiri adalah menghasilkan siswa yang tidak hanya pintar secara akademik saja tetapi juga memiliki kepribadian yang baik sehingga dapat diterima masyarakat dengan baik. Selain itu siswa juga diharapkan agar tumbuh budaya belajarnya, tanpa disuruh sudah belajar, tanpa ada tugas tetap belajar, dan saat ada uts, uas atau sejenisnya tidak belajar menggunakan system kebut semalam.

Yang perlu ditekankan pada Pendidikan karakter adalah harus ada teladan dalam hal ini adalah guru saat siswa berada di sekolah dan orangtua saat siswa berada di rumah, yang dikhawatirkan adalah saat siswa berada di masyarakat, karena jika siswa belum mampu membedakan mana hal yang baik untuk dirinya dan mana hal yang kurang baik untuk dirinya sangat membahayakan bagi karakter siswa. Guru dan orang tua harus senantiasa berperilaku baik di depan siswa karena nasihat berupa kata-kata, perintah, dan larangan tidak cukup bagi siswa, yang diperlukan adalah sosok yang dapat ditiru. Sehingga pendidikan karakter memerlukan kesabaran, pembiasaan yang tidak sebentar, dan pengulangan. Dengan begitu hasil dari Pendidikan karakter dapat diperoleh secara maksimal.

Menurut Ratna Megawangi, pendiri Indonesia Heritage Foundation, ada tiga tahap
pembentukan karakter, yakni:
1. MORAL KNOWING : Memahamkan dengan baik pada anak tentang arti kebaikan. Mengapa harus berperilaku baik. Untuk apa berperilaku baik. Dan apa manfaat berperilaku baik.
2. MORAL FEELING : Membangun kecintaan berperilaku baik pada anak yang akan menjadi sumber energi anak untuk berperilaku baik. Membentuk karakter adalah dengan cara menumbuhkannya.
3. MORAL ACTION : Bagaimana membuat pengetahuan moral menjadi tindakan nyata. Moral action ini merupakan outcome dari dua tahap sebelumnya

Ratna Megawangi mengungkapkan ada 9 pilar karakter yang harus ditumbuhkan dalam diri siswa:
1. Cinta pada Allah SWT, dengan segenap ciptaanNya
2. Kemandirian dan tanggung jawab
3. Kejujuran, bijaksana
4. Hormat, santun
5. Dermawan, suka menolong, gotong royong
6. Percaya diri, kreatif, bekerja keras
7. Kepemimpinan, keadilan
8. Baik hati, rendah hati
9. Toleransi, Kedamaian, kesatuan

Berdasarkan fakta diatas, siswa harus dipahamkan terlebih dahulu kenapa harus berperilaku baik, harus berperilaku baik kepada siapa, harus berperilaku baik pada saat apa, harus berperilaku baik dimana, bagaimana cara berperilaku baik. Setelah paham tentang perilaku baik, kemudian adalah pembiasaan untuk senantiasa berperilaku baik tentunya dengan memberikan bimbingan dan teladan dengan penuh kesabaran agar hasil yang diperoleh maksimal. Setelah siswa terbiasa otomatis akan timbul rasa cinta untuk melakukan perilaku baik, jika sekali saja tidak perilaku baik pasti ada rasa mengganjal dan itu tidak enak, inilah yang disebut cinta dengan perilaku baik.
Pendidikan Karakter di Indonesia
Jika di sekolah untuk menerapkan Pendidikan karakter harus melalui prosedur yang baik dan benar. Guru harus menerapkan pendidikan karakter dengan menyusun RPP yang sesuai terlebih dahulu kemudian baru melaksanakan apa yang ada di RPP. Karakter yang ingin dikembangkan ditulis dalam RPP, sehingga guru menyusun RPP dengan menyesuaikan nilai karakter apa saja yang dapat di hubungkan dengan materi tersebut, sehingga metode, cara mengajar, cara mengolah kelas dapat disesuaikan. Misal guru ingin menanamkan nilai kerjasama maka guru dapat membuat kelas menjadi strategi belajar kelompok. Setelah menyusun RPP, pada saat praktek guru juga tetap membimbing dan memantau apakah proses pembelajaran sesuai dengan yang diinginkan.

Karakter adalah salah satu penentu kesuksesan seseorang, inilah salah satu alasan pentingnya pendidikan karakter harus diterapkan. Jika karakternya bagus hasil kerjanya juga bagus dan pemikiran yang positif akan berdampak positif juga terhadap lingkungan sekitar. Tujuan dari pendidikan adalah bagaimana menghasilkan produk yang unggul yaitu produk yang baik dan bermanfaat bagi masyarakat bukan malah menjadi sampah masyarakat. Tugas dari pendidikan adalah mengembangkan semaksimal mungkin potensi yang dimiliki siswa dan meminimalisir kekurangan siswa. Setelah siswa memahami kekurangannya sehingga siswa dapat mengantisipasi apabila dihadapkan dengan sesuatu hal yang ternyata si siswa tidak pandai melakukan hal tersebut yang merupakan kekurangannya. Pendidikan tidak cukup hanya membuat siswa pandai tetapi juga harus membuat siswa yang memiliki nilai moral dan karakter yang baik. Menurut beberapa penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat, karakter seseorang mempengaruhi kesuksesan seseorang. Penelitian di Harvard University Amerika Serikat mengungkapkan bahwa ternyata kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill).

Menurut hasil penelitian, setelah menerapkan pendidikan karakter hasilnya dapat mengurangi kegiatan negatif siswa di kelas yang berdampak pada prestasi belajar siswa. Pada dasarnya pendidikan karakter adalah pendidikan yang menggabungkan tiga hal menjadi satu yaitu, pengetahuan, perasaan, dan tindakan. Pendidikan karakter tidak boleh dilakukan dengan setengah-setengah, pendidikan karakter harus dilakukan dengan berkelanjutan. Dengan dilakukannya pendidikan karakter siswa akan memiliki kecerdasan emosi.




Sumber
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/xmlui/bitstream/handle/11617/1670/hartatik%20W.pdf?sequence=1&isAllowed=y
Pendidikan Karakter di Indonesia

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Pendidikan Karakter di Indonesia"

Post a Comment